_HAPPY READING_Lavender menghela napas lega, ketika suasana di kamarnya kembali hening dan tidak ada lagi keributan yang di sebabakan oleh ketiga lelaki gila itu diruangan luas ini. Ia butuh ketenangan untuk sekarang ini.
Tatapan mata lavender beralih pada kana di sampingnya, kana sama sekali tidak terganggu dengan keributan yang dilakukan oleh kakaknya, raymond serta Arion tadi.
" Kau tidur nyenyak sekali kana,"Lavender mengeleng kan kepalanya sambil menatap langit-langit kamar.
"Liora belum juga kembali setelah berhasil menyeret ketiga pria besar itu untuk keluar dari kamar ini, apa liora baik-baik saja." Pikir lavender khawatir bagaimana pun juga ketiga lelaki itu begitu sulit untuk ditangani.
Liora mendorong dengan seluruh tenaga yang ia punya untuk bisa mengeser tubuh ketiga lelaki dihadapanya, namun sekali lagi usahanya sia-sia saja. Sebagai gantinya ia memandang wajah ketiga lelaki itu secara bergilir dengan lirik tajam."Kalian bertiga, apa kalian bisa pergi dari sini sekarang juga.? Sahabatku saat ini sedang Beristirahat dan butuh ketenangan bukanya sebuah keribut."Ucap liora seraya memijit pangkal hidungnya.
Ketiga lelaki itu tidak menaggapi perkataan liora, tatapan ketiganya hanya ter fokus pada pintu kamar yang sudah tertutup rapat.
"Apa kalian bertiga mendegar ucapanku. " kata liora kesal karena ucapanya tidak digubris sedikit pun.
"..."
Liora menghembuskan napas lelah
"Kak ares, sebagai orang tertua disini aku harap kakak menjaga sikap terutama kedua orang di samping mu itu."
Arsenal menggaguk, namun tetap tatapan matanya hanya terpaku pada daun pintu berwarna coklat di hadapan nya. Seolah-olah lelaki itu ingin sekali mendobrak pintu itu secara paksa.
" hah sudahlah jika sudah bucin apa yang bisa aku katakan pada kalian lagi." Ujar liora memilih berbalik, bermaksud kembali masuk kedalam kamarnya.
"Tolong jaga adiku, dia orang yang cengeng." Liora memberhentikan langkah kakinya ketika mendegar suara arsenal.
Badan liora setengah berbalik kebelakang, liora memberikan sebuah senyuman tipis dan berkata.
" tentu saja, lagipula lavender tidak secengeng dulu. jadi sekarang kak ares, tolong berhenti menganggap nya seperti anak kecil lagi."
Arsenal terkekeh mendegarnya. Iya sifat adiknya sedikit berbuah sekarang, dia tidak semanja atau pun secengeng dulu. dia sudah menjadi wanita dewasa yang begitu kuat.
Setelahnya daun pintu kamar dengan angka 300 itu tertutup, dan kini suasana hening menemani ketiga pria di lorong panjang itu.
Arsenal terlebih dulu memecahkan suasana suram itu dengan mencengkram kerah baju raymond, tubuh arsenal yang terbilang sedikit pendek dari tubuh raymond . membuat lelaki itu harus sedikit berjinjit untuk menyamakan tingginya.
Raymond terlihat begitu tenang meskipun arsenal mencengkram dengan begitu erat kerah kemeja hitamnya.
"Lagi-lagi ini semua karena wanita yang terobsesi padamu rey," bisik Arsenal dingin, Tatapan lelaki itu menyiratkan rasa putus asa yang begitu dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy fiance❤<(ON GOING )
Fantasía"Lavender Aresya Albright".suara berat itu mengalun tepat di sebelah telinga kiri nya sangat dekat sampai ia mersa merinding mendengarnya . "kau ingin kabur",suara itu terdengar lagi tapi lebih rendah dari sebelumnya . "IYA JADI BIARKAN AKU PERGI"Te...