"Monster mengerikan, raymond" ucap lavender lirih, ia masih memikirkan perkataan perawat serta dokter yang ia temui tadi.
" Dia monster mengerikan,"
"Monster mengerikan." kata lavender tidak mengerti
"satu tahun lalu dia telah membuat kekacauan besar di villa ini , yang menewaskan sekitar 23 orang dalam satu permainan, saat itu keadaan semakin tidak terkendali dan permainan pun terpaksa di hentikan. oleh karena itu kami merasa takut dan tidak mau untuk bertemu kembali dengan tuan raymond." Jelas selena pelan diakhir katanya.
"Jadi Begitu ya, pantas saja aku tidak menemukan satu orang pun di tempat ini."
"Maaf,'kan kami sepertinya kami telah mengabaikan tugas kami sebagai ahli medis nona." Kedua orang itu menunduk dalam setelah seorang lelaki berjubah putih itu berbicara.
Lavender menghembuskan napas gusar mengingat percakapannya bersama tiga orang di ruang kesehatan tadi.
" Kenapa aku memikirkan hal itu, raymond memang sekejam itu bukan." Ucap lavender pelan, tapi ada sebagian hatinya yang tidak setuju akan ucapannya barusan.
Meremas mantel berbulu rubah yang dikenakanya, pandangan lavender menatap lorong yang tampak sepi itu. Lavender berjalan pelan sambil meresapi terpaan angin pagi yang mengenai wajahnya.
Menghirup aroma pagi yang menenangkan lavender bersenandung riang seraya berjalan pelan dengan kedua tangan disaku mantel milik raymond.
"LAVENDER,"
Bruk
Lavender yang belum siap menerima pelukan mendadak itu hampir saja tersungkur kebelakang jika saja tidak ada sebuah tangan yang menahan pinggang nya.
"Ugh... ini sakit." Ringis lavender pelan seraya menepuk bahu pria yang memeluknya begitu erat.
" Aku suka wangi tubuh mu yang sekarang, ini benar-benar dirimu." Ucap rayen setelah melepas pelukan nya pada tubuh lavender yang mengeluarkan wangi bunga krisan yang ia suka.
Lavender menatap wajah raymond bingung akan perkataan lelaki itu barusan. " Tunggu mata biru tua itu" batin lavender tidak percaya saat melihat manik mata raymond yang berbeda.
Rayen mendekatkan wajahnya begitu dekat dengan wajah lavender seraya berkata " Tidak berubah sedikit pun, tetap manis dan itu membuat ku sedikit muak lave,"
lavender sedikit memberi jarak dengan tubuh lelaki dihadapanya yang sikapnya terlihat begitu aneh.
"Kita baru saja bertemu, dan wajahku memang sangat manis apa kau baru menyadarinya sekarang ." Kata lavender tidak mengerti, lelaki ini berkata seolah-olah dia baru pertama kali bertemu denganya.
Rayen menegakan tubuhnya kembali ke posisi normal, tatapan mata rayen penuh permainan saat melihat sikap waspada lavender.
"Dear aku suka rasa percaya dirimu, itu membuat ku ingin menyentuhnya sekarang."
Tangan rayen terangkat untuk menyetuh pipi lavender yang terlihat begitu ber isi. Saat tangan rayen sedikit lagi akan menyentuh pipinya lavender dengan segera melangkah mundur hingga tangan rayen mengantung diudara.
Rayen terkekeh kecil melihat penolak lavender yang terlihat terang- terangan itu. Lagi-lagi lavender menolaknya baiklah ia akan sedikit bersabar untuk sekarang ini.
" Aku merindukan mu Dear, apa kau masih mengingat tentang diriku, tidak bukan kau hanya mengingat nya." Ucap rayen dingin, tatapan lelaki itu menyiratkan rasa terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy fiance❤<(ON GOING )
Fantasy"Lavender Aresya Albright".suara berat itu mengalun tepat di sebelah telinga kiri nya sangat dekat sampai ia mersa merinding mendengarnya . "kau ingin kabur",suara itu terdengar lagi tapi lebih rendah dari sebelumnya . "IYA JADI BIARKAN AKU PERGI"Te...