36

1.3K 117 0
                                    

_HAPPY READING_

Lavender baru saja berjalan  keluar dari dalam pintu lift, ia berencana  untuk mencari makanan yang berada dilantai 10 villa ini. Kana bilang makan di restoran yang ada  dilantai 10 itu begitu enak.

Masih ada waktu 15 menit lagi sebelum semua orang harus berkumpul di aula villa itu kembali, dan sebelum itu terjadi, ia harus mengisi perutnya. Sepertinya karena terlalu banyak berteriak dan marah-marah pada kakaknya membuat tenaganya terkuras habis itu juga berimbas pada perutnya yang sudah keroncogan minta di isi.

Kana benar tempat ini selain pemandangan hutannya yang terlihat indah, makan disini benar-benar begitu lezat dan membuat nya  tidak ingin beranjak pergi dari meja tempatnya untuk  makan ini.

"Apa tidak punya teman itu memang takdirmu lavender?."

Lavender memutar bola matanya bosan, kenapa ditengah kenikmatannya menyantap makan lezat ini. Ia harus bertemu dengan si ular berbisa ini.

" itu bukanlah urusan mu, dan teman tidak begitu penting untuku"Jawab lavender begitu tenang.

Kristal tertawa sinis,  lalu tanpa permisi duduk  dikursi kosong yang berada tepat didepan lavender.

"Aku juga tidak memilik teman untuk sekarang ini, jadi biarkan aku untuk duduk disini." Ucap kristal tanpa menunggu persetujuan dari lavender, perempuan bersurai pirang itu langsung menyantap makanan nya.

Lavender hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah laku kristal terhadapnya.

Nafsu makannya seketika meluap pergi entah kemana, ia memangku dagu bosan seraya menatap hamparan pohon dibalik jendela besar itu.

" Kau tidak akan menyerah pada raymond !." Tanya lavender sambil menatap kristal lama.

Alis kristal terangkat satu " kenapa? Apa kau merasa takut aku berhasil merebut raymond darimu." Kata kristal Dengan Senyuman sinis  dibibir merahnya.

Lavender tertawa kecil dibutanya,

"hah. jangan terlalu percaya diri,"tekan lavender. "Dan sudahi   obsesi gila mu itu kristal, Sebagai mantan teman baikmu aku harap kau bisa berhenti sampai disini, ini juga untuk  kelangsungan hidup mu."

" Aku tidak butuh saran darimu" ucap kristal tajam.

" Aku tidak memberimu saran, ini hanya sebuah peringatan kecil untukmu."Tandas lavender lalu setelahnya berlalu pergi dari hadapan kristal.

"Orang yang mengemis cinta seperti mu, memberiku sebuah peringatan dasar munafik." Desis kristal dengan tangan mengepal erat.

"Kristal, kenapa tidak belajar  dari pengalaman ibumu dulu,"

Kristal berbalik kebelakang ketika mendegar  suara rendah dan dingin  itu.

"Arion?"  Kata kristal,  sejak kapan orang ini ada dibelakang tubuhnya.

Arion tersenyum tipis, lalu berdiri dari kursi yang didudukinya sedari tadi, dia terlihat menutup sebuah buku bersampul coklat yang sedaritadi menghalangi wajah tampannya.

"Saudara ku, sudah lama tidak bertemu," sapa arion dengan  senyum sinisnya.

Tangan kristal  saling bertautan satu sama lain, keringat dingin terasa membasahi tubuhnya.  Saat melihat tatapan mata yang begitu dingin itu.

"Kenapa tidak menjawab sapaanku."

"Untuk apa kita tidak saling mengenal satu sama lain." Jawab kristal ketus.

Arion terkekeh sinis " Tidak mengenal huh, itu  terlalu berlebihan kristal meskipun kita jarang bertemu tapi  kita tetap lahir dari rahim wanita yang sama bukan."

My Crazy fiance❤<(ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang