Mujin tersenyum dengan licik. Satu kakinya terlipat di atas pahanya, dan tangan kirinya memanjang di tepi sofa panjang mewahnya.
"Ada apa?"
Suara petir terdengar di speaker ponsel Mujin, yang sekelilingnya hening karena ia berada di dalam kantornya di gedung yang sepi.
"A-aku... tidak bisa masuk ke rumah. Aku tidak tahu kenapa, akses pintu tiba-tiba mati. Mungkin aku yang tidak sengaja merusaknya. Aku t-tidak tahu. Mianhaeyo."
Mujin puas jebakannya berjalan sesuai keinginannya. Jiho pikir itu kesalahannya? Tidak, itu adalah perbuatan Mujin. Ia memiliki kontrol terhadap akses pintu rumah yang ditempati Jiho di dalam ponselnya. Ia bisa mematikannya dengan sekali tekan. Mujin juga tahu, tadi Jiho pulang dengan seorang pria. Memangnya Jiho pikir CCTV yang dipasang di rumah itu tidak ada gunanya?
"Hmm. Geuraeseo, apa yang kau minta dariku?"
"B-bisakah kau datang membantuku? Atau jika tidak bisa, aku meminta tolong kepada satu orang anak buahmu yang bisa membantuku membuka pintu ini. Diluar hujan, dan aku tidak bisa kemana-mana."
"Baiklah. Itu mudah. Tunggu saja disitu."
"Nde," Jiho menjawab dengan senang, tapi ia tiba-tiba teringat dengan kejadian itu. "Ehmm, Mujin-ssi. Bolehkah aku mengatakan sesuatu?"
"Apakah bisa menunggu?" tanya Mujin. "Kau butuh segera masuk ke rumah."
"Oh, benar. Baiklah, itu yang paling penting."
"Geurae."
Mujin menutup teleponnya. Ia sendiri yang turun ke basement dan pergi menuju parkiran.
"Anda mau pergi kemana, Pak?" tanya Taeju.
"Ada urusan pribadi."
"Baiklah. Hati-hati di jalan, Pak."
Mujin menaiki mobilnya dan pergi menuju rumah Jiho. Ia tidak tahu hujan diluar ternyata sebesar ini. Gadis itu pasti sangat kebingungan. Senyum lebar terukir di wajahnya.
Sesampainya di rumah Jiho, ia keluar dari mobil dengan santai, seolah tidak peduli dengan hujan deras yang membasahi tubuhnya.
Jiho mengambil beberapa langkah maju, menyambut kedatangan orang yang ia tidak yakin siapa. Ia hanya tahu akan ada orang yang membantunya. Sepertinya ia sudah tidak sanggup menunggu lagi di luar.
Rambut dan jas Mujin basah kuyup saat ia menatap Jiho sambil mengangkat salah satu ujung bibirnya.
"A-aku tidak tahu kamu yang akan datang," ucap Jiho gugup. Ia menudukkan wajahnya, malu setengah mati karena berpikir anak buahnya yang akan datang.
"Ini rumahku. Aku yang bisa memperbaikinya, karena kontrolya ada di sini," Mujin menunjukkan ponselnya ke wajah Jiho.
Ya Tuhan, dia benar. Kau bodoh sekali Jiho.
"Sepertinya ada yang mencoba masuk tapi salah memasukkan password sebanyak tiga kali, sehingga ia terkunci dan mati otomatis. Ini harus di reset," Mujin berbohong.
"Siapa yang berani mencoba masuk?"
"Kau tidak pernah tahu. Disini daerah yang mahal tapi sepi."
"Ah, benar juga."
Jiho bengong melihat Mujin yang basah kuyup dan fokus pada ponselnya. Pria itu malah terlihat semakin seksi saat ia basah seperti ini. Bayangan leher dan dada bidang Mujin terlintas lagi di kepalanya. Jiho tidak akan pernah bisa menghilangkan rekaman kejadian itu dari ingatannya.
Ia menampar pipinya sendiri.
"Jiho. Gwenchana?" tanya Mujin.
"Nde..." jawab Jiho. Dia memang tidak apa-apa. Hanya sedang menyadarkan dirinya dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangled [Choi Mujin] - Completed
RomanceAlternative Title: I'll Kill You Main character: Choi Mu Jin from Netflix's My Name You as Lee Ji Ho ⚠️tw: abusive/toxic relationship, domestic abuse, violence, physical and emotional restraints start: 16 april 2022 completed: 20 august 2022 Includ...