Sebenarnya kedatangan Bright ke istana Mew malam itu adalah untuk melihat win apakah kondisi nya baik setelah dia bullu oleh beberapa teman sekolah nya, akan tetapi Bright ber alibi bahwa ia datang ke istana untuk mengajak Min makan malam di luar
sembari menunggu Min ganti baju, Bright sengaja pamit ke area taman Istana dengan alasan ingin ke merokok padahal dia hanya ingin menemui win
Tetapi tiba-tiba emosi nya memuncak kala dia mendapati papa nya sedang di maki oleh win bahkan hampir saja pipi renta sang papa tertampar oleh tangan win beruntung nya Bright datang tepat waktu
.......
"Win" panggil davikah yang melihat win masuk ke mansion sambil menangis dan lari ke arah lift untuk naik ke kamar nya
Win mengabaikan panggilan sang ibu kala itu.
Davikah dan Mew saling menatap bingung
"Coba kamu tanyain kenapa, dia sedang tidak mau berbicara denganku" Kata mew kepada istri nya
Davikah pun langsung berdiri dan pergi ke arah tangga darurat naik ke kamar win
Tok .. tok ..
"Sayang buka dong" ujar davikah setelah ia sampai di depan pintu kamar putra nya, akan tetapi tidak ada jawaban dari win hanya isakan nelangsa yang terdengar dari balik pintu kamar itu
"Nak buka dong ibu mau ngomong" kata davikah lagi
dan win membuka nya lalu membalik tubuh nya dan berjalan ke arah ranjang kemudian menjatuhkan tubuh nya ke ranjang dengan posisi tengkurab
Davikah duduk di samping sembari mengusap punggung sang putra
"Hiksss "
"Ada apa ? katanya kamu sayang sama ibu. bukan nya kamu udah janji bakalan cerita apapun ke ibu?" kata davikah
Win bergerak untuk duduk menyila menghadap sang ibu dan Davikah dengan cepat menghapus airmata win
"Kenapa?" tanya Davikah lagi sambil melirik tangan win yang terus mengusapi satu pergelangan tangan nya
Davikah meraih pergelangan tangan win yang merah itu " Ini kenapa?"
Win menggeleng karena dia tidak mau Bright dalam masalah
"Sayang jangan lindungi terus orang-orang yang melukai mu! ibu tidak bisa membiarkan kamu terus berada di titik yang sulit seperti ini. katakan apakah anak buah ayah menyakitimu?"
"Tidak, aku hanya ingin dipeluk ibu tolong jangan tanyakan apapun"
Davikah merengkuh tubuh itu dengan erat .
"Yaudah ibu keluar bentar ya min mau pergi sama tuan Bright pasti dia mau pamit dulu sama ibu " kata Davikah
win kaget mengetahui kakak nya akan pergi dengan bright akan tetapi dia tidak mau terlihat bahwa dia kaget, dia hanya menyimpan beberapa pertanyaan untuk dirinya sendiri mengapa bright pergi dengan kakak nya
win terdiam setelah sang ibu pergi keluar dari kamar nya, dia pun melirik pergelangan tangan nya yang masih sangat merah. dia membayangkan wajah marah bright saat bright memuntir tangan nya
"Memang benar aku tidak melihat adanya rasa dari nya kepadaku, aku terlalu bodoh. mulai sekarang aku benar-benar akan membuang rasa ini kepadanya! dia hanya ingin mempermain kan aku" ujarnya dengab bibir yang mencebik
win lari ke arah balkon kamarnya untuk melihat dari atas Min dan Bright yang kini sedang berjalan menuju gerbang utama istana
Perasaan sakit dan kecewa yang sangat sulit ia jelas kan, dia baru pernah menyukai dan mengagumi seseorang dan dia juga baru pernah di patah kan oleh seseorang yang dia sukai