EMPAT 3

1.9K 176 16
                                    




Bright mempobong tubuh sang kekasih kembali ke kamar menduduk kan nya pelan di sofa lalu membalut tubuh itu dengan robe warna biru sama dengan yang dia pakai

Bright mengusap pelan surai win yang tak basah karena dia tidak ikut berenang kondisi lengan yang tertusuk waktu itu masih parah dan tidak bisa terkena air. Bright duduk menuangkan se gelas teh hangat memberikan nya kepada win

Win menjatuhkan pelan kepalanya miring ke bahu sang bright sambil memegangi gelas hangat yang membuat tangannya merasa nyaman , pria vachirawit pun melirik wajah yang tampak sedih itu kemudian mengusap pelan pipi nya

          "Di minum dulu biar hangat" kata nya

Win pun kembali duduk dengan benar dengan pelan ia menyeruput teh tawar nya dua kali lalu meletakkan kembali ke meja kaca dia menarik panjang nafasnya lalu tersenyum menatap bright

          "Aku merasa sangat beruntung ada di sampingmu phi" lirihnya .

Bright memiringkan pelan tubuhnya satu kaki nya menyila di sofa sedangkan satunya menyentuh lantai kedua telapak tangan lebar itu pun menangkup wajah cantik yang masih sangat pucat

         "Harusnya aku yang berkata seperti itu"

Pria vachirawit menyatukan hidung mancung mereka sembari mengusap usap pipi halus win tak lupa jua dia gesekkan pelan hidungnya ke hidung win

       "Kau memberiku ruang lagi untuk memperbaiki diriku yang telah membuat luka di hatimu kau menguatkan hatimu untuk menerima ku memaksa hatimu sendiri untuk tidak membenci kau sangat sempurna dan aku merasa akulah pria paling beruntung di dunia karena bisa mencintai dan di cintai olehmu kau obat penyembuh segalanya di hidupku! I LOVE YOU even more!"

Mata tajam memerah setelah mengatakan hal itu kepada bocah metawin dengan pelan win pun memeluk tubuh bright

         "Maafkan aku karena aku tak se sempurna itu aku pernah meragukan perubahan mu tapi sekarang aku sangat yakin bahwa kau adalah jawaban dari doa doaku di waktu aku kecil"

   Bright menahutkan alisnya

      "Waktu kecil?"

      "Saat itu ketika aku kecil dan aku selalu dalam pengawasan orang orang nya Ayah saat aku selalu dalam bahaya saat aku selalu dalam ketakutan saat aku merasakan betapa dunia ku terasa gelap aku meminta kepada tuhan agar kelak aku dewasa akan ada seseorang yang menemani aku menjaga aku tak peduli dengan statusnya apa aku hanya ingin di nyamankan dan merasa terlindungi , sekarang aku merasa sangat akan meskipun masih banyak ancaman yang datang dan kalaupun kelak nyawaku akan melayang aku sangat bahagia pernah menempat kan mu menjadi bagian di hidupku Phi!"

Mereka saling menatap lembut saling bangga memiliki satu sama lain tanpa di sadari kedua pasang mata mereka memejam kala bibir mereka semakin mendekat dan bersentuhan

bibir dari kedua pria yang sama sama lembut membuat masing masing dari mereka pun ke canduan , kedua mulut itu saling membuka saling melumat lembut kepunyaaan sang terkasih

desahan kecil kecil menjadi pengiring ciuman yang sangat soft kala itu  , dengan pelan bright pun menyondongkan pelan tubuhnya sehingga otomatis win pun dengan pelan merebah di sofa di kukung oleh tubuh besar sang Mafia

Ciuman tidak terhenti hanya karena hal kecil itu masih saling melumat menelan ludah satu sama lain satu tangan bright menarik pelan tali robe sampai tak ada tali yang melilit di perut win

robe itu otomatis menyingkab satu sisi jatuh dafi sofa satu sisi masih berada di atas sofa kemudian satu telapak tangan lebar mengusap usap perut win dari bawah ke atas begitu seterusnya sampai desahan sensual win lun akhirnya lolos

The King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang