CHAPTER: 05

80.4K 5K 133
                                    

CHAPTER 05: Viena ke Sekolah.

"Panas dikit ngeluh. Hujan dikit ngeluh. Nyaman dikit sayang."

♡♡

"Jangan lupa VOTE DAN KOMEN. Gak ada penolakan. Ntar gue ngambek tahu rasa lo." —Shaka.

♡♡♡♡

Shaka memasang helm pada kepala Viena. Cowok itu menatap yakin Viena. Suasana berubah tegang. Ini sungguh dramatis. Viena sampai ikut tegang karena Shaka tegang.

"Siap?" Suara Shaka terdengar tidak yakin.

Viena mengangguk polos. "Iya."

Kemudian Shaka memutari motor untuk memakaikan Viena hoodie hitamnya. Shaka menarik tudung sampai menutupi kepala gadis itu. Lalu detik berikutnya Shaka mendesah frustasi.

"Gue gak bisa bawa lo ke sekolah, Viena!" ujarnya.

Tatapan Viena sendu. "Tadi malam Shaka bilang apa hayo?"

"Shaka juga pulangnya lama kayak kemarin. Shaka takut kan orang tadi ganggu aku lagi?"

Shaka memejamkan mata sekilas. Cowok itu lalu menatap Viena lagi dengan sorot tegas. "Turutin apa yang gue bilang di sekolah nanti, ok?"

Viena mengangguk semangat.

"OKE."

"Poni lo berantakan," Shaka membenarkan poni Viena membuat gadis itu menjadi menatapnya dalam.

"Shaka, makasih ya."

"Sama-sama." sahut Shaka.

♡♡♡♡

Demi mermaid-mermaid di lautan. Tolong bilang pada penjuru sekolah bahwa apa yang mereka lihat itu tidak benar! Sebagian orang di sana memilih mengucak mata karena syok dengan pemandangan pagi ini. Ada sebagian yang memilih memekik tidak terima karena patah hati.

Bagaimana tidak patah hati? Cowok tertampan di sekolah membawa seorang gadis asing di jok motor bagai singgasana kerajaan itu.

Hell... belum pernah ada seseorang yang menduduki jok motor Shaka karena pemiliknya selalu menolak bahkan sampai marah jika ada yang mmenduduki jok motornya. Bahkan untuk menyentuhnya pun orang-orang berfikir 2 kali.

Namun sekarang?

Mereka melihat sendiri bagaimana datangnya motor besar Shaka yang memboncengi seorang gadis.

Ini sudah pasti akan heboh.

Toh siapa yang tidak mengenal Shaka?

Shaka sendiri pun sudah menduganya. Mungkin dengan ini Shaka berharap tidak ada lagi cewek-cewek yang mengganggu dirinya.

"Shaka, gak bisa turunnya." ujar Viena manja.

Shaka mendengus. Tidak enaknya ya begini. Ia direpotkan oleh Viena yang tidak tahu segalanya seolah gadis itu baru saja keluar dari goa sehabis semedi.

Tangan Shaka menjulur membantu Viena turun. "Gak pernah naik motor?"

"Iya."

"Berarti mobil pernah dong?"

"Iya, tapi jarang." sahut Viena lucu. Viena kemudian kaget ketika banyak pasang mata sedang menatapnya tajam. Gadis itu mendekati Shaka. "Shaka tatapan mereka nyeremin..."

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang