CHAPTER: 25

47.9K 2.9K 157
                                    

⚠️FYIIII::::
Usia saat seorang wanita mengalami haid pertama dapat dipengaruhi oleh campuran faktor genetik dan lingkungan. Kebanyakan wanita akan mengalami haid pertama pada usia diantara 9 dan 18 tahun dengan rata-rata 12 tahun.

AKU SEBELUM NGETIK SEARCH DULU KOK GENGS, SANS AJA 😂

Ada contoh juga loh, ibunya temanku haid pertama wktu SMA kelas 11, dan anaknya alias temanku waktu SMP kelas 8. Ada juga temanku yang haidnya kelas 4 SD sedangkan aku kelas 6 SD👍🏾

And fyi lagi kebanyakan haid yang usia 14-18 itu kebanyakan orang jaman dulu, ada yg tau alasannya? Wkwk. Pasti tau dong😂🤭

DON'T FORGET TO COMMENT AND VOTE GENGS♥️♥️

CHAPTER 25: Bad Mood

••••

"Na, dimakan ya nasgornya. Gue bikin khusus buat lo."

"Iya," sahut Viena singkat.

Gadis itu berada di dalam kamar sedangkan Shaka sendiri berada di dapur. Beberapa menit yang lalu Shaka menunggu Viena keluar dari kamar dan menikmati nasi goreng bersama, namun gadis itu sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya semenjak Rayan dan Karin.

Shaka masih belum menemukan jawaban mengapa sikap Viena tiba-tiba berubah seperti ini. Garpu di tangan Shaka dicengkeram erat. Moodnya ikut hancur gara-gara keterdiaman Viena. Suara lumayan keras yang di hasilkan garpu yang bersenggolan dengan piring. Shaka berdecak, lalu bangkit dengan lesu. "Anjing gini doang gue kepikiran!"

Tanpa melanjutkan acara makannya Shaka mendekat ke pintu kamar. "Na, lo lagi apa di dalam?"

Ceklek...

Pintu terbuka lebar. Viena muncul dalam kepala menunduk.

"Ayo makan."

Tanpa menunggu Shaka berjalan gadis itu sudah lebih dulu melangkah. Biasanya Viena akan berada di belakang Shaka membiarkan cowok itu memimpin. Viena makan dalam diam. Berbeda lagi ketika sebelum hari ini, Viena banyak menceletuk dan memprotes tentang masakan Shaka yang kadang enak kadang pula keasinan.

Shaka menghela nafas berat.

Tetapi berada di meja yang sama dengan gadis itu saja sudah membuat Shaka tenang dan nyaman.

"Lo gak pa-pa kan?"

"Iya, aku gak pa-pa." sahutnya pelan.

"Gue pikir lo ngerasa sakit..."

"Enggak kok."

Shaka mengangguk kecil. Ia mencoba mencari cara agar gadis itu mau bersikap seperti biasanya. Kedua mata Shaka melirik telor ceplok di piringnya, saat ia melihat ke piring Viena, ternyata telor milik gadis itu tersisa setengah.

Tangan Shaka menjulur ke depan, memberi telor ceplok miliknya untuk Viena. Biasanya Viena akan memekik kegirangan karena senang, namun kali ini gadis itu diam.

"Gak suka ya?"

"Suka kok."

Berapa menit kemudian setelah mereka selesai menghabiskan makan Shaka menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah karena hari ini adalah hari Senin.

Dikamar Shaka tengah menyisir rambutnya yang acak-acakan dan masih sedikit basah.

"Na, bisa ambil dasi gue?" pinta Shaka membuat Viena yang tengah menatap ke jendela langsung berdiri. Tanpa suara Viena menghampiri kasur lalu menghampiri Shaka.

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang