CHAPTER: 14

50.9K 3.3K 161
                                    

Holaa up cepet kan?😍

Ada waktu senggang soalnyaa hehehe❤️

Serius deh. Author sayang kalian tuh banget-banget-banget. Makanya nyempetin update walaupun sibuk.

Kalian juga jangan mengecewakan kan??🥺❤️

VOTE DAN KOMEN❤️

TANDAI JIKA ADA TYPO.

★★★★

Aska sudah pergi dari sekolah sekitar 1 jam yang lalu. Para sahabat menyayangkan satu hal, mereka bersedih karena tidak bisa mengantarkan kepergian Aska ke tempat tujuannya. Setidaknya sampai bandara untuk menghibur Aska sementara waktu. Namun bapak dan ibu guru yang terhormat melarang, katanya Aska sudah dewasa, dan tentu ada tanggung jawab dari pamannya.

Dari umur 7 tahun Aska memang sudah diajarkan mandiri oleh sang Ayah. Sebab sang Ayah bilang Bundanya sudah tenang di surga dan tidak akan kembali hadir di kehidupan Aska dan Ayahnya.

Dan diumur 13 tahun sang Ayah memutuskan tinggal di Kanada untuk urusan bisnisnya, meninggalkan Aska sendiri yang di titipkan bersama orang tua Rayan. Sampai umur 15 tahun, Aska mencoba hidup mandiri padahal saat itu ia masih duduk di bangku SMP kelas 3.

Kehidupannya hampir sama dengan Shaka. Namun bedanya Bunda Shaka yang masih ada.

"Shaka! Shakaaaa!" Viena menari balet di depan Shaka, tepat saat koridor sedang ramai-ramainya. "Liat, aku bisa nari balet...!"

Shaka tahu itu, namun apa kah harus mempraktekkan di sini? Di koridor sekolah? Yang sedang ramai?

"Lo gak punya malu?"

Viena menggeleng polos dan terus menarik sembari memutari tubuh Shaka yang tidak berhenti berjalan menuju kantin.

"Shaka aku mau ke pesta dansa!" seru Viena antusias. "Mau dansa sama Rayan!"

"Rayan gak mau sama lo." ketus Shaka.

"Kenapa kalian semua bilang gitu sama aku? Tadi Aldo sekarang Shaka? Emangnya aku jelek ya?"

"Orang yang nyebut lo jelek pasti katarak." Viena memang cantik, bahkan sangat. Tahi lalat di bawah matanya menjadi ciri khas tersendiri. "Tapi Rayan tetap gak bisa sama lo."

Viena merengut kesal. "Kenapa?"

"Aku bukan tipe Rayan?"

Shaka memandang malas Viena. Kenapa juga cewek ini harus naksir dengan Rayan?

Kalau soal Rayan pasti akan sangat merepotkan.

"Ck. Gak usah di bahas. Lo itu gak boleh pacaran, masih kecil."

"Umurku hampir kayak Shaka tahu!" Viena memeluk lengan Shaka erat. "Apa Shaka punya pacar?"

"Punya."

"Siapa?"

"Kepo!"

Bibir Viena mengerucut sebal. "Shaka pasti boong."

"Emang." sahut Shaka santai. Hal tersebut membuat Viena tertawa geli. "Shaka ganteng, tapi gak gak ada yang mau sama Shaka. Soalnya Shaka galak sih!"

"Kalau gue galak lo udah jadi ayam geprek 15 rebuan!"

"Eh tolol! Gue tadi suruh apa? Kenapa malah datengnya rasa mangga? Lo budek ya?!"

Viena dan Shaka menghentikan langkahnya. Di lorong yang cukup sepi masih di lantai 2 mereka tak sengaja melihat sekumpulan cewek-cewek di pinggir lorong. Tentu sanga menyita perhatian Viena dan Shaka.

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang