CHAPTER: 23

44.6K 3.4K 750
                                    

Waduh udah 800 nih. Sesuai janji bakal update hari itu juga. Btw tepat 800 itu waktu pagi cuma aku baru bisa sekarang hehehe. Janjinya juga aku sore up, cuma pulang kerja malah tidor wkwkwk.

Btw jangan lupa follow Tiktok aku ya! @ badbitch.

DON'T FORGET TO COMMENT AND VOTE GENGS.

Chapter 23; Identitas Terungkap.

★★★★

"Shaka kepala aku pusing... Rasanya itu kayak ada yang mukul-mukul pake tongkat gitu. Kepala aku kan bukan arena bermain golf..."

"Kenapa tadi minta pulang?" tanya Shaka datar.

"Gak tahan sama baunya. Kalau aku mau terus di sana Shaka harus peluk aku sepanjang hari!"

"Kenapa gitu?" Shaka membuka lemari setelah baru saja keluar dari kamar mandi di dalam kamar. Dibelakangnya Viena tampak merengut kesal, gadis itu berposisi berbaring di atas ranjang.

1 jam yang lalu Viena pulang dari rumah sakit. Bajunya sudah berganti, begitupun dengan Shaka. Mereka kemari dengan mobil Jhosep mengingat motornya dan motor Aldo sedang diamankan orang suruhan Papa Rayan yang baik hati dan tidak sombong.

Hal yang membuat Shaka kesal adalah ketika Viena mengeluh kesakitan. Padahal saat ditanyai di rumah sakit gadis itu bilang baik-baik saja dan merengek minta pulang!

Astaga Viena!

"Shaka gak denger aku biacara apa di rumah sakit tadi?"

"Emang lo ngomong apa? Sorry-sorry aja gue budek."

Wajah Viena semakin tidak enak dipandang. Kecut. "Yaaa Tuhan, kabulin ucapan Shaka..."

Shaka tertawa kencang. "Sialan lo! Bercanda gue."

"Shaka ngeselin sih!"

"Ya Tuhan semoga doa Viena mental ke Viena."

"SHAKA!!" seru Viena lalu bangkit dari tidur dan melempar Shaka dengan bantal.

Tawa Shaka makin kencang seraya menepis muda bantal yang melayang ke arahnya.

"Iya, kenapa lo mau peluk gue? Suka sama gue lo? Huh?"

Viena mengangguk antusias. "Suka!" Seketika Shaka terdiam saat hendak mengambil baju rajut miliknya. Suka? "Sama wanginya!" serunya.

"Oh..." gumam Shaka cuek.

"Pakai ini juga biar lo gak kedinginan." Shaka melempar baju rajut miliknya ke pangkuan Viena.

Viena merentangkan kedua tangan dengan ekspresi lucu. "Mau Shaka yang pakein."

"Ngelunjak lo bocah! Lo pikir gue babu huh?"

"Gak mau tahu harus Shaka yang pakein. Kan aku lagi sakit."

"Ck! Alibi lo!" gerutu Shaka namun pada akhirnya mendekat meskipun malas.

Namun perlu diketahui, bukan karena kesal atau malas Shaka tadi menolak. Tapi membayangkan ia memakaikan baju ke tubuh Viena membuatnya gugup setengah mati. Tidak ada sejarahnya dua manusia asing berbeda jenis di usia sama saling memakaikan baju. Tidak, lebih tepatnya salah satu pihak saja.

Untung saja ini hanya untuk baju double agar Viena tidak kedinginan setelah mengalami hipotermia.

Tatapan Shaka mengarah pada Viena yang juga menatapnya. Ada hening diantara mereka yang Viena gunakan untuk menatap dalam-dalam mata Shaka yang tampak fokus. "Shaka kenapa sepeduli ini sama aku?"

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang