CHAPTER: 37

40.8K 3.3K 517
                                    

Tembus 1K VOTE LANJUT>>>

DON'T FORGET TO COMMENT AND VOTE GUYS!!

Don't judge!!!😤😖

♡♡♡♡

Chapter 37: LDR.

♡♡♡♡

Beberapa hari lalu sebelum Viena dipulangkan dari rumah sakit. Sean banyak mendapati Viena terdiam dan hanya bicara seperlunya. Sean tentu merasakan hal janggal. Merasa kehilangan pula sebab biasanya Viena akan banyak bercerita bahkan hal, tidak penting pun akan gadis itu ceritakan pada Sean setiap ada waktu.

Sean lantas bertanya pada Ayahnya. "Ayah ngerasa Viena jauh lebih diem gak?"

David melirik ke belakang dimana Viena tengah duduk tenang di kursi penumpang.

"Mungkin Viena syok. Dia baru saja mengalami hal tak mengenakan. Dan baru saja sembuh."

Sean mengangguk.

"Oh ya... Aku masih belum ngerti kenapa Shaka pergi gitu aja bahkan sebelum bertemu Viena."

"Dia masih sekolah. Mungkin itu alasannya," gumam David samar.

Lagi-lagi Sean hanya bisa mengangguk tanpa menaruh kecurigaan besar pada sang Ayah.

"Dek... Viena lagi kepengen apa sekarang?" tanya David. Jangan kalian pikir David akan diam saja melihat diamnya Viena. Laki-laki itu justru terganggu.

"Gak kepengen apapun, Ayah..." Viena terus menerus memandang sendu gedung-gedung tinggi melewati jendela mobil.

"Serius? Bilang aja biar Ayah beliin secepatnya..."

Kemudian Viena menoleh ke depan. Gadis itu menatap kepala Ayahnya dengan seksama.

"Viena mau ponsel boleh?"

"Eh?" Sean berkedip cepat. "Tumben..."

"Kok mau itu? Kamu yakin, Sayang?"

"Iya. Ayah bilang aku gak boleh kemana-mana dulu. Aku rindu Shaka. Makanya mau punya ponsel buat bisa berinteraksi sama Shaka."

Sean terkekeh geli. "Makin pinter adek gue..." gumamnya.

David menghela nafas berat. Namun tetap mengangguk meskipun dalam hati tidak menerima keinginan Viena.

Beberapa menit berlalu akhirnya mobil yang mereka tumpangi memasuki gerbang rumah Regulus yang besar bak istana para bangsawan. Sayangnya suasana bangsawan itu menghilang kala di halaman terdapat mobil lain yakni mobil polisi.

Sean melirik David. "Ulah Ayah?"

"Yeah." Raut wajah David seketika menjadi dingin.

"Ayah, kenapa ada mobil polisi?! Mereka mau menangkap siapa, Ayah??" tanya Viena takut.

"Tenang, mereka baik, mereka ada di pihak kita, Sayang..."

David turun di susul Sean. Putranya memutari mobil untuk membawa Viena keluar dari sana. Tentu ia papah karena Viena masih belum bisa berdiri sempurna akibat luka di punggungnya.

Viena masih dalam ketakutan besar. Gadis itu semakin merasa takut saat beberapa polisi keluar dari rumah mereka. Awalnya Viena terkejut mendengar suara Bunda menangis. Lalu jantungnya semakin berdebar melihat para polisi keluar bersama Tante Rania.

"Jangan bawa adik ipar ku! Dia tidak mempunyai kesalahan!"

"Tenang nyonya. Kami hanya diperintahkan oleh suami anda untuk menangkapnya."

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang