Udah 900 aja😢 900 lagi next deh.
WARNING!!⚠️
PART INI MENGANDUNG🔞🔞🔞♡♡♡♡
CHAPTER 31: "Don't get hurt anymore."
♡♡♡♡
"SHAKA!!!" pekik Viena nyaring.Shaka mendongak lemah. Senyumnya mengembang melihat Viena berlari ke kecil ke arahnya.
Namun ketika melihat matanya berkaca-kaca, laki-laki itu langsung melunturkan senyum di bibirnya. Shaka menghela nafas berat.
"Na—"
Bruk!
Tanpa aba-aba Viena menubruk tubuh Shaka lumayan kencang. Shaka sedikit terkejut, tetapi berakhir menghela nafas lagi. Tangannya terulur. Mengusap rambut panjang yang halus milik gadis itu.
"Shaka kenapa? Hiks... Shaka kok bisa gini? Shaka dipukulin siapa?" tanya Viena berderai air mata.
Teman-teman Shaka hanya diam menyaksikan itu. Mereka tahu akhirnya akan begini. Viena yang menangis dan sedih melihat Shaka terluka.
"Gue gak pa-pa, ada kecelakaan kecil tadi." Shaka berkata sambil tersenyum.
Bukannya membuat Viena tenang, gadis itu justru membesarkan tangisnya tahu Shaka berbohong. Jelas luka yang diperoleh bukan menandakan kecelakaan.
"Shaka bohong!!"
Shaka hanya menghela nafas berat. "Maaf..."
"Hiks, harusnya aku gak ninggalin Shaka di sana sendiri. Kalau ada aku kan, aku bisa bantu Shaka lawan penjahatnya!"
Shaka tergelak kecil. "Lo keduluan gue nanti."
"Enggak, aku nanti yang lindungi Shaka," katanya keukeuh. Padahal Viena yang akan dilindungi.
"Apapun yang terjadi, gue yang bakal lindungi lo, Na."
"Aku juga bisa kok!" Viena melepaskan diri dari pelukan Shaka. "Kalau suatu hari aku lindungi Shaka. Shaka harus kasih aku banyak mochi!"
"Gak akan gue biarin."
"Liat aja!!" Viena merengut sebal. "Shaka berdarah-darah. Shaka bau. Aku gak mau deket Shaka kalau Shaka terluka!" sungutnya merajuk, berharap Shaka mengerti akan kecemasannya saat ini.
"Gue gak akan terluka lagi. Gue mau di deket lo." Shaka berkata cepat.
Viena menghapus air matanya yang mengalir.
"Shaka janji? Jangan terluka lagi?"
"Iyaa— Akh!! Mata gue!!" pekik Shaka lagi-lagi mengeluhkan matanya.
Semua yang ada di sana panik. Mereka cepat-cepat memapah Shaka ke kamar tamu di lantai bawah. Viena bertambah sedih. Gadis itu diam dengan menunduk dalam.
Dari arah belakang Aldo merangkulnya santai. Viena menoleh bingung.
"Shaka baik-baik aja."
"Tapi Shaka kesakitan, Aldo..."
"Lo tahu? Jangankan mata yang ditonjok! Jantungnya di tembak pun Shaka bisa loh lari-lari kayak orgil," celetuk Aldo.
Viena merengut kesal. Perut Aldo menjadi sasaran empuk kepalan tangannya.
"Akhh bangsat!" cicit Aldo terkejut
"Aldo jahat!" Setelah itu gadis itu menyusul Shaka.
"Kok jahat sih?" protes Aldo sembari menahan sakit diperutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl [Completed]
Teen FictionPrincess dunia real? Shaka baru mengetahui hal itu. Ia kira hanya cerita dongeng. Tapi... kini princess tersebut sedang berada di apartemennya! Karena menolong gadis polos itu dari preman-preman berwajah jelek Shaka kini harus mengurusnya di apartem...