CHAPTER: 19

44.6K 3K 523
                                    

Woro-woro part ini panjang, sepanjang perjalanan cintaku padamu eak slebew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woro-woro part ini panjang, sepanjang perjalanan cintaku padamu eak slebew.

Dimohon sabar. Klo bosan tinggalkan saja cerita gj ini.

Btw don't forget to comment and vote!

Seneng banget klo notif kalian muncul hohoho.

CHAPTER 19; Gaun dari Shaka.

★★★★

"Gimana Shaka?"

Shaka terpanah ketika Viena keluar dari kamar dan berada di depannya. Gadis itu berputar berupaya menunjukkan sisi-sisi gaun yang Shaka berikan. Gerakannya yang anggun mampu membuat Shaka diam di tempat. Shaka berkedip lambat.

Mulutnya kembali mengatup setelah lama terbuka. Cowok itu menggaruk pelipisnya menggunakan jari telunjuk.

"Lo cantik." komentarnya jujur dari lubuk hati yang terdalam. Shaka kemudian meringis. Demi Tuhan ia tidak pernah mengucapkan kata keramat itu pada gadis lain.

"Serius aku cantik? Shaka gak bohong kan?"

Shaka berdeham singkat dan mengangguk samar. "Lo suka gaunnya?"

"Suka!"

"Nyaman?"

"Banget. Adem juga Shaka.

Akhirnya Shaka memberanikan diri menatap lebih lama gaun yang ia berikan. Gaun yang diam-diam ia beli di toko gaun sewaktu teman-temannya berbaik hati membeli pakaian untuk Viena. Jujur saja, Shaka sebenarnya tak suka teman-temannya melakukan itu. Shaka masih mampu, tapi mereka memaksa.

Kembali ke gaun Viena. Tatapan Shaka berubah dalam. Sedikit memicing, cowok itu lalu bangkit ketika ada sesuatu mengganjal yang tertangkap matanya.

Perlahan Shaka mendekati Viena yang memaku bingung. Jarak mereka mengikis seiring Shaka mempersempit. Saat sudah hampir sejengkal jarak diantara mereka tangan Shaka terulur, menyentuh pinggang ramping Viena dengan lembut dan tak terduga.

Viena membeku. Tangannya refleks menyentuh punggung tangan Shaka yang membuat cowok itu mendongak menatapnya.

HEI! DIA NORMAL!

Jangan dikira Viena tak tahu gelenyar aneh apa yang ia rasakan ketika Shaka menyentuh kulitnya di bagian yang sensitif.

Gadis remaja yang bisa merasakan hal berdebar ini.

"S-Shaka mau apa?" tanya Viena pelan.

Awalnya dahi Shaka berkerut samar, namun kemudian senyum nakalnya terbit tanpa diduga. Shaka mengusap pelan, gerakannya memutar menggoda. Yang menyebabkan ludah Viena semakin tercekat di tenggorokan.

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang