CHAPTER: 44

32.4K 2.4K 221
                                    

1k VOTE LANJUT!!

BTW bacanya pelan-pelan okay? ADA KEBENARAN SHAKA DI PART INI. Ini penting banget demi menyelamatkan harga diri Shaka Dimata kalean🤣

Have fun!

Don't forget to vote and comment!!

BUANYAK KOMEN BIKIN AKU SENENG.

♡♡♡♡

Chapter 44: Sangat Tulus.

♡♡♡♡

Beberapa saat lalu Viena dilanda bingung untuk memutuskan suatu keputusan dadakan. Viena bingung memilih kembali ke rumah Rayan atau pergi dari keduanya, Shaka dan Rayan. Rasanya tidak pantas jika ia memilih kembali ke rumah Rayan setelah semua yang terjadi. Rayan bisa mempertanyakan. Dan jika Rayan tahu pertengkaran Viena dan Shaka, laki-laki itu bisa bertindak jauh dan Viena tidak mau Rayan semakin memperdulikannya.

Namun pada akhirnya kegelisahan terpecahkan. Viena memilih Aldo sebagai tempatnya berlindung saat ini. Aldo menjemputnya di depan minimarket karena Viena sempat berhenti di sana karena bingung ingin kemana.

Kini mereka berdua berada di dalam. Viena mengeluh panas, jadi Aldo pikir gadis itu akan merasa sejuk lagi ketika berdiam diri di dalam minimarket.

"Adem gak?" tanya Aldo sembari memperhatikan Viena yang berjongkok di depan rak makanan.

"Sejuk Aldo." Viena menyengir. "Aldo inget gak pertama kali kita ke minimarket beli apa?"

Raut Aldo tiba-tiba menjadi datar, tahu betul apa yang Viena maksud saat ini. Aldo sontak mengangkat bahu singkat. Melihat itu bibir mungil Viena mengerucut sebal.

"Aldo tenggorokan aku kering deh," celetuk Viena polos.

"Bilang aja sih kalau mau gue jajanin tuh!" ketus Aldo malas.

Viena bangkit dengan semangat. "Memang boleh?!"

"Ya siapa sih, Na, yang bisa nolak lo?" gumam Aldo.

"Aldo aku mau susu ini!" tunjuk Viena pada susu formula berbentuk kalengan.

"Susu bayi itu anjir!"

"Tapi ini bikin sehat, Aldo!"

"Yang lain kek!"

"Ya udah ya udah."

"Mau rasa apa emang?" Aldo menatap Viena yang tengah memilih susu kotak. Agaknya gadis itu kebingungan dengan banyak pilihan yang ada.

"Aldo suka rasa apa?"

"Taro. Gue suka susu yang warna ungu itu."

"Kalau begitu aku mau ambil yang ini deh!" sahut Viena sembari tersenyum simpul.

"Kok dua?" Dahi Aldo berkerut bingung. "Gak cukup ya? Kalau gitu ambil lima aja, Na."

"Ini tuh buat Aldo tahu, kan Aldo suka rasa taro."

Seketika senyum Aldo terlihat tanpa sepengetahuan Viena. Sikap lo kayak bocah, tapi hebatnya lo gak pernah lupa sama orang yang ada di sekitar lo, Na.

Viena kemudian menarik telapak Aldo untuk meletakkan susu kotak di sana. Aldo menerimanya dengan senang hati. Setelah itu mereka kembali keluar setelah membayar di kasir. Hawa sudah terasa berbeda. Di pencahayaan ini Aldo dapat lebih jelas melihat Viena karena matahari sedang terik-teriknya pagi ini.

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang