CHAPTER: 13

59.2K 3.4K 138
                                    

Haiii kamuiii~~~

Apa kabar? Baik kan?🥺

Kangen Shaka yaa?? Duh jadi ngerasa bersalah buat anak orang mengsad. Maaf gais saya sibuk. Tapi saya sempetin update huahahaha.

..

Btw, komen dong. Vote juga yaa. Biar semangat lanjutin❤️

Follow juga Ig feyy.feyy07 ada konten menarik tentang Princess-nya Shaka di sanaaa.

SEE YOU ALL.

Dingin🥶🥶🥶

Dingin🥶🥶🥶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Untuk masalah air panas tidak akan Shaka hiraukan. Lagi pula itu adalah hal wajar, Shaka sendiri bisa masak air. Bahkan bisa masak air dengan dirinya yang malah berada di WC sebab sedang buang air besar. Lebih elit bukan?

Teman-temannya sudah pergi setelah setengah jam lalu seruan Viena tentang 'air' terdengar. Hari Minggu tadi tidak banyak sesuatu yang dilakukan mereka. Rencana yang mereka susun gagal, niat hati ingin mengembalikan gadis nyasar itu ke rumahnya, namun ketetapan hati Shaka malah goyah.

Cowok itu ragu, ragu jika Viena bisa kembali dengan aman ke rumahnya. Jika seseorang mengaku-ngaku sebagai orang tuanya bagaimana? Atau, atau...

Shaka menggeleng cepat. Selama ia masih hidup akan ia pastikan Viena pulang dengan selamat.

"Lo di rumah." Kalimat itu sangat menggangu Viena hingga langkah kecilnya terhenti di dekat orang tersebut.

Ada jeda keheningan beberapa detik sampai Viena memasang mimik cemberut berlebih. Viena mendekat. Shaka diam memperhatikannya.

"Shaka serius?" tanya gadis itu lucu. "Mau ninggalin aku sendiri di sini?"

Shaka mendengus kecil. "Kenapa gue selalu gak bisa nolak lo sih, Na?" gumamnya heran.

Mendengar itu Viena langsung mengerti. Artinya Shaka akan membawanya lagi ke sekolah itu dengan terpaksa. Viena tentu senang! Bukan karena sekolahnya, tapi karena Shaka Viena terpaksa ikut kemanapun cowok itu pergi sekalipun ke sekolah-tempat paling membosankan dan mengerikan.

Senyum Viena mengembang, ia berlari mengelilingi Shaka dan berakhir menubruk tubuh cowok itu. Shaka tidak membalas pelukan Viena hanya terpaku dalam keheningan.

"W-woi lepas... Lo mau buat gue telat hah?" Shaka memandang ke atas ketika Viena mendongak masih dalam posisi memeluknya.

"Shaka wangi banget. Aku suka!"

"Iya... Makanya sering mandi. Lo mandi cuma pagi doang gimana mau wangi coba?"

Viena terkekeh kecil. "Nanti aku sering mandi kok!"

My Little Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang