eleven

2K 331 40
                                    

"Gihan."

Victor mencegat Gihan di parkiran, bahkan tangan Gihan langsung ia genggam dengan erat agar Gihan tidak menghindar lagi darinya.

Sudah dari pagi Gihan selalu berusaha menghindar untuk bertemu dengan Victor. Bahkan chat Victor tidak Gihan balas sekalipun dari malam tadi, Gihan juga sengaja tidak ke kantin, padahal Victor sudah menunggu di depan kelas Gihan.

"Gihan!" panggil Victor lagi ketika Gihan berusaha melepaskan genggaman dari Victor.

"Hey, kamu kenapa?" tanya Victor.
Victor berusaha agar Gihan menatapnya, soalnya sedaritadi Gihan enggan menatap Victor.

"Gihan, kenapa?" Victor kembali bertanya.

Gihan berhasil melepaskan genggaman tangan Victor yang begitu erat. "Kita putus aja Vi, gue benci sama orang munafik kayak lo!" hardik Gihan.

"Malam tadi gue baru aja mau buka hati buat lo, baru aja gue ngerasa nyaman dekat sama lo. Tapi, malam itu juga gue langsung dikasih bukti betapa buruknya sifat lo!" sambung Gihan penuh penekanan.

Victor tak mengerti dengan ucapan Gihan. Siapa buruk? siapa munafik?, "kamu ngomong apa Gihan?"

Gihan berdecih. "Intinya sekarang kita sudah putus Vi. Kalau lo ngajakin gue pacaran dengan keadaan maksa, maka biarin gue minta putus dengan maksa juga! gue nggak mau diselingkuhi lagi anjing, paham nggak lo hah?!" bentak Gihan.

Victor terdiam. Selingkuh? jangan-jangan Gihan melihatnya tadi malam.

"Minggir nggak lo! gue mau pulang, Jenna sudah nungguin!"

Gihan ke sekolah tadi dijemput sama Jenna, soalnya Gihan malas naik motor sendiri, keadaan moodnya lagi sangat buruk.

Gihan ingin ngelewatin Victor, namun tangannya langsung dicegah sama Victor.

"Ikut saya." Victor menarik paksa tangan Gihan menuju kendaraan dia yang terparkir.

"Apaansih! gue nggak suka dipaksa! kita sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi!"

Victor menaiki kendaraannya terlebih dahulu, "naik." Suruh Victor.

"Gak!" tolak Gihan.
"Gue tau, lo pasti mau bunuh gue kan gara-gara ketahuan selingkuh? tenang Vi, gue nggak bakalan ngasih tau ke cewek lo kok."

"Naik Gihan!" suruh Victor lagi.

Gihan melihat keadaan diparkiran, dan Gihan menemukan Cctv. Oke, Gihan tak perlu khawatir lagi kalau dia beneran mau di bunuh sama Victor, soalnya ada Cctv yang merekam jejaknya nanti.

Gihan menaiki motor Victor, ia sengaja menggoyang-goyangkan motor Victor agar Victor tidak bisa menjaga keseimbangan, terus jatuh deh.

"LO PULANG DULUAN AJA JEN. KALAU GUE NGGAK BALIK-BALIK, HUBUNGIN POLISI YA!"
Gihan berteriak pada Jenna yang menunggunya didepan pagar.

"BANGSAT LO ANJING, GIHANNNNN!!!"
Jenna membalas teriakan Gihan dengan emosi. Masalahnya Jenna nungguin Gihan daritadi sampai dia kepanasan, eh si gila itu malah pulang sama pacarnya.

"Polisi? apa maksudnya gue harus hubungin polisi." Jenna bertanya pada dirinya sendiri.

"Lo mau bawa gue kemana sih? anterin gue pulang cepetan, gue mau istirahat!" Gihan sadar kalau ini bukan jalan rumahnya, tetapi jalan asing yang tak Gihan ketahui.

Gihan memukul punggung Victor berkali-kali, karena cowok itu terus diam saja sedaritadi. "Lo mau culik gue kan? duh, dari awal gue emang sudah curiga sama lo, lo tuh emang nyeremin banget tau nggak. Turunin gue woi!!" Gihan berteriak sambil terus memukul Victor.

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang