six

1.9K 304 54
                                    

Ternyata Eros sampai duluan di belakang gedung sekolah. Gihan menghampiri Eros yang lagi asik main ponsel. Sadar dengan kehadiran Gihan, Eros langsung memeluk Gihan.

"Lepasin." Ucap Gihan dengan nada datar.

"Aku minta maaf. Tolong bertahan ay, tunggu sampai lulus aja. Aku mohon."

Gihan berdecak, "lo nggak jujur sama teman-teman lo Ros, lo juga mengarang cerita ke Renata. Jadi disini seolah-olah gue yang salah!"

Eros melepaskan pelukannya, ia kaget Gihan pakai lo-gue.

"Ay aku minta maaf. Nanti kalau sudah waktunya, aku bakal bilang ke semuanya." Ucap Eros menatap Gihan.

Gihan menggeleng, "percuma bangsat! lo ke Renata beda sikapnya sama lo ke gue!"

"Ay plis,"

"Putus."
"Kita putus aja Ros, capek gue."

Eros menggeleng tak terima, "aku nggak mau ay, aku sayangnya cuma sama kamu. Apa salahnya coba tunggu aku sampai lulus?"

Gihan sekarang benar-benar tak percaya dengan sikap Eros, dia pikir Gihan bodoh?

"Lo ngertiin perasaan gue nggak sih Ros? gue nunggu sampai kelulusan dengan keadaan diri gue dituduh sebagai orang ketiga. Sedangkan lo asik menikmati pusat perhatian bersama Renata. Gue nggak bisa ros!"

Gihan sebenarnya sudah mau nangis, tapi sebisa mungkin dirinya tahan, karena Gihan tidak mau terlihat lemah dihadapan Eros.

Melihat Eros yang terdiam menunduk, Gihan melanjutkan ucapannya lagi. "Kemarin lo gue suruh pilih antara putusin Renata atau kita yang putus, tetap aja lo nggak bisa milih. Lo memilih mengejar Renata dan ngebiarin gue di pandang jijik Ros." Lirih Gihan.

Eros kembali memeluk tubuh Gihan dengan sangat erat. "maaf, maaf, maaf. Aku minta maaf ay, aku nggak mau putus, aku sayang banget sama kamu ay."

"Bodoh." Umpat Gihan.

Gihan melepaskan pelukan dari Eros, walau sedikit susah, karena Eros meluknya terlalu erat.

"Hargain keputusan gue Ros. Intinya sekarang kita sudah putus dan nggak ada hubungan apa-apa lagi."

"Kamu putusin aku secara sepihak ay! aku nggak─‌─‌"

"Jangan sok suci lo!" Gihan menyela omongan Eros. "Lo kira yang lo tiba-tiba nembak Renata tuh apa hah? lo juga mutusin itu secara sepihak! semua yang lo lakukan itu selalu sepihak Ros! lo nggak pernah ngomong apa-apa ke gue!" sambung Gihan.

"Ay..."

"Mending lo pergi Ros, gue mau sendiri. Kali aja sekarang Renata butuh lo." Sindir Gihan.

Gihan bahkan tak mau menatap Eros lagi.

Eros menghela napasnya. Eros harus menghargai keputusan Gihan, meskipun sangat berat untuk ninggalin Gihan.

Eros sayang sama Gihan, sayang banget. Alasan Eros tak mau putusin Renata karena Eros kasian sama Renata, mereka pacaran baru saja. Tetapi sayangnya, Eros tak memikirkan perasaan Gihan.

"Aku harap nanti kamu kembali lagi sama aku." Ucap Eros pelan, lalu pergi meninggalkan Gihan.

Gihan tersenyum getir, "bego berarti kalau gue mau kembali sama lo."

Setelah Eros menjauh, Gihan menyadarkan tubuhnya ke dinding sambil bernapas lega. "Hah akhirnya." Gihan berjongkok sambil menyembunyikan kepalanya di tumpukkan tangan.

"Pacaran sama lo ternyata cuma membuang waktu gue aja, sia-sia 2 tahun setengah gue untuk lo. Semoga lo nggak bahagia deh Ros." Gumam Gihan.

Pada akhirnya Gihan memilih untuk mengalah.

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang