twelve

2.1K 349 48
                                    

"Silahkan dilanjutkan ngobrolnya, Ibu mau cuci piring dulu." Ibu Yona berdiri dari kursinya, lalu piring yang ada di atas meja di tumpukkan menjadi satu.

"Gihan bantu ya Bu." Gihan ikut berdiri dan melakukan hal yang sama seperti Ibu Yona.

"Tidak usah Gihan, kamu tamu disini, biar Ibu saja." Ibu Yona menyuruh Gihan untuk duduk kembali.

Namun Gihan tetaplah Gihan, ia tidak enak kalau diam saja dirumah orang tanpa ngebantu. "Gapapa kok Bu, Gihan juga sekalian mau ngobrol sama Ibu biar bisa tambah dekat." Ungkap Gihan.

"Ya ampun, mau ngobrol ternyata." Ibu Yona terkekeh, "yasudah Gihan, tolong bantu angkat piring kotor ini ke dapur ya."

Gihan mengangguk, lalu mulai menumpukkan lagi piring dan gelas kotor yang ada dimeja.

"Kalian bertiga," ucap Ibu Yona pada Ayah Albert, Jein dan Victor, "ngobrolnya diruang tamu aja." Suruhnya.

Sebelum pergi ke ruang tamu, Victor membantu Gihan dulu membawakan piring yang bertumpuk.

"Saya saja, berat Gihan." Paksa Victor ketika Gihan bersikeras ingin membawa tumpukan piringnya.

Akhirnya Victor berhasil membujuk Gihan, dan Victor membawakan semua tumpukan piring kedapur, Victor menyuruh Gihan untuk kedapur duluan.

Setelah selesai memindahkan semua piring kotor yang ada dimeja, barulah Victor menyusul Ayah dan Kakaknya di ruang tamu.

"Gihan, Ibu minta maaf kalau perkataan suami Ibu ada yang menyinggung atau menyakiti hati kamu." Ucap Ibu Yona sambil terus melanjutkan kegiatan cuci piringnya, sesekali melirik Gihan yang sedang menyusun piring yang sudah di cuci ke tempatnya.

"Gihan nggak tersinggung atau tersakiti sama sekali kok Bu, Ayah Albert orangnya asik, Gihan suka."

Ibu Yona tersenyum, "rambut sebahu dan bibir yang berbentuk love," ibu Yona terlihat sedang terkekeh. "Aishh, anak itu akhirnya berhasil juga mendapatkan wanita yang disukainya meski membutuhkan waktu yang sangat lama." Gumamnya.

"Kenapa Bu?"
Gihan bertanya karena ia tak dapat mendengar suara Ibu Victor yang sangat pelan sekali.

"Bukan apa-apa Gihan." Elak Ibu Yona. "Tadi, sebelumnya kamu bilang apa?" sambungnya menanyakan.

"Ayah Albert orangnya asik, aku suka." Gihan mengulangi ucapannya.

"Sifat dia memang seperti itu Gihan. Kedua anaknya saja sudah terbiasa kalau Ayahnya kelepasan berbicara."

"Kamu tahu Gihan, semua sifat Victor itu turunan dari Ayahnya. Dari mata mereka, bahkan kebiasaan mereka yang suka merekam apapun." Sambung Ibu Yona.

"Ayah sama Victor bisa sulap Bu?" tanya Gihan. "Soalnya Victor pernah merekam omongan Gihan, tapi Gihan nggak liat Victor memegang ponsel, disitu Gihan bingung sendiri." Tambahnya.

Ibu Yona menggeleng, "bukan sulap sayang, mereka berdua memang unik."

"Waktu Ayah tau kalau Victor juga melakukan hal yang sama seperti dia, yaitu memaksa orang pacaran, disitu Ayah senang banget kan? soalnya kebanyakan orang bilang kalau sifat Victor itu turunan Ibu. Ayah kesal kalau ada yang bilang seperti Itu, baginya Victor adalah Ayah versi mini." Jelas Ibu.

Gihan tertawa, "ayah ternyata lucu banget ya Bu, aku kira pas pertama lihat Ayah, Ayah itu galak." Ungkap Gihan.

Ibu Victor tertawa mendengar kejujuran dari Gihan. "Wajar saja cantik. Ayah itu luarnya saja yang terlihat keras, dalamnya justru lemah lembut."

Terus mengobrol, tak kerasa pekerjaan mencuci piring mereka sudah selesai. Tetapi Ibu Yona dan Gihan terus melanjutkan obrolan mereka.

"Berarti sifat Kak Jein itu turunan Ibu ya?" tanya Gihan.

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang