sixteen

1.9K 319 46
                                    

Pulang sekolah Gihan kerjaannya cuma nangis terus. Efek samping kedatangan tamu, makanya biarpun tidak ada masalah apapun Gihan akan tetap menangis.

"Udah napasih Han, nangis mulu." Ketiga temannya udah capek banget nenangin Gihan yang tidak berhenti menangis sedari tadi.

"Tau tuh, kayak kesurupan aja." Sahut Kajoya dengan wajah bete.

"Gue telpon Victor aja ya Han." Gigi mengambil ponsel Gihan, ingin menekan tombol hijau di kontak Victor, tetapi di cegah oleh Gihan.

"Jangan Gi, nanti di rekam sama dia." Ucap Gihan.

Kajoya, Gigi, sama Jenna tak mengerti dengan ucapan Gihan.

"Kalo bukan rumah dia sendiri, udah gue usir dari tadi." Kajoya berbisik ke Jenna.

Jenna hanya menghela nafas pasrah. Sebenarnya dia malas banget kalau Gihan mode Pms, apalagi di hari pertama.

"Udah napa Han, nangis mulu." Tegur Jenna yang sudah sangat malas ladenin Gihan.

Tuh kan, ditegur malah tambah nyaring nangisnya.

Pensil jatuh nangis, tangan ketindih nangis, apa apa nangis, semuanya nangis.

"Saran gue mending lo keluar aja dari rumah ini." Saking pasrahnya, Jenna mengusir Gihan dirumah Gihan sendiri.

"A-anterin gue kerumah Victor." pinta Gihan sambil sesenggukan.

"Lah anjing, tadi di telpon nggak mau, sekarang malah minta anterin." Sewot Gigi.

"Ya udah deh ayo sini gue anterin." Kajoya mau nyamperin Gihan, namun tidak jadi karena Gihan menggeleng.

"Nggak mau, nanti di roasting sama Ayahnya."

Kajoya yang kesabarannya sudah habis, langsung melempar guling ke wajah Gihan yang masih bengkak.

Kali ini Jenna tidak ngerekam, ia juga ikut melempar bantal ke muka Gihan saking kesalnya.

Gigi cuma ngelihatin aja, tidak peduli dia.

Panjang umur, si Victor akhirnya nelpon juga ke handphone Gihan. Gigi langsung mengangkatnya. "Halo Vic,"

"Sebentar, ini siapa?" tanyanya di seberang.

"Gigi. Si Gihannya lagi nangis." Baru aja Gigi bilang gitu, telponnya langsung dimatikan secara sepihak sama Victor. "Lah gajelas banget."

"Han, tadi si Victor nelpon, tapi langsung di matiin sama dia." Ucap Gigi memberi tahu.

"Tuh kann, dia nggak sayang lagi sama gue." Tangisan Gihan semakin kencang.

Dengan sangat amat terpaksa, Kajoya menindih wajah Gihan pakai bantal. "Maaf Han, kayaknya lo harus pergi sekarang."

Sudah 1 menit Kajoya menutupi wajah Gihan pakai bantal, pas bantalnya di angkat si Gihan masih saja menangis.

"Gimana nih?" tanya Jenna pada Gigi.

"Buang aja keluar." Jawab Gigi dengan santai.

Kajoya dan Jenna mengangguk lalu mengangkat tubuh Gihan keluar kamar.

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang