nineteen

1.9K 328 75
                                    

Victor memasuki rumahnya setelah mengantar Gihan pulang.

Diruang tamu ternyata ada Ayahnya yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya.

"Wanita yang bernama Renata tadi kerumah." Ujar Ayahnya.

Victor yang ingin langsung masuk ke dalam kamar pun menjadi terhenti.

"Tapi saya suruh pulang, karena dia sudah tidak ada urusan lagi disini." Sambung Ayahnya.

Victor bernapas lega. Untunglah yang membukakan pintu Renata adalah Ayahnya, kalau Ibu, mungkin disuruh masuk lagi karena tidak enak mengusir.

"Victor, sini." Panggil Albert, menyuruh Victor untuk duduk di sampingnya.

Victor berjalan menghampiri Ayahnya, lalu duduk disamping Ayahnya sambil bersandar kebelakang. "Bahaya sekali wanita yang bernama Renata itu." Gumamnya.

"Kamu apakan dia sampai berani kerumah sini?" tanya Albert.

Victor mengedikkan bahunya. "Tidak di apa-apakan. Saya juga bingung sama pemikirannya."

Victor menoleh menatap Ayahnya. "Ayah, kasih tau Ibu kalau Renata kesini lagu, jangan dibolehkan masuk. Saya takut Gihan salah paham, itu bisa mengganggu hubungan saya sama dia." Cicit Victor.

Ayah terkekeh kecil. "Segitu takutnya untuk kehilangan Gihana?" tanyanya.

Victor mengangguk dengan cepat. Benar, ia sangat takut Gihan jadi tidak percaya sama dia, walaupun Victor memiliki bukti yang banyak. Karena kalau 1 aja kesalahan yang membuat Gihan menjadi salah paham padanya, maka bisa-bisa kepercayaan Gihan padanya menjadi berkurang.

"Hamili dia."

"Hah?"
Victor langsung duduk dengan tegak.

"Kalau tidak mau kehilangan Gihana, hamilin dia." Ayah Albert mengulangi ucapannya.

"Oke," Victor berdiri lalu menatap Ayahnya. "Saya akan bilang ke Ibu bahwa saya akan menghamili Gihan sesuai suruhan Ayah."

Biarpun Victor terlihat kaku, bagaimanapun juga ia adalah anak bungsu yang selalu mengadu ke Ibunya kalau Ayah mengganggunya.

Albert langsung menarik badan Victor untuk duduk kembali. "Jangan ngadu!"

"Ayah gila?!" umpat Victor.

Ayah Albert tertawa kencang sambil memukul pundak anak keduanya. "Bajingan, saya bercanda! ya kali saya mengajarkan tentang kebiasaan luar ke anak saya."

Ayah menghentikan tawanya lalu menatap Victor dengan wajah yang serius. "Kamu lulus kapan?"

"Kemungkinan bulan depan." Jawab Victor.

"Habis lulus, langsung kuliah di luar negeri. Kamu ingat kan kalau kamu yang akan lanjutkan bisnis saya."

Victor terdiam. Tentu, ia ingat itu.

Karena Jein memilih untuk menjadi Dokter, mau tak mau bisnis Albert diturunkan ke Victor. Padahal sebelumnya Victor ingin menjadi tentara, namun di larang keras oleh Ayahnya sendiri.

Albert ingin Victor melanjutkan bisnisnya, karena Albert ingin masa tuanya dihabiskan bersama Istri tercintanya. Mau tak mau, Victor harus menuruti.

"Apa saya tidak bisa kuliah disini saja dulu?" tanya Victor meminta tawaran.

Albert menggeleng, yang artinya tidak bisa.

"Gihan bagaimana Ayah kalau saya pergi keluar negeri. Siapa yang akan menjaga Gihan, orang tuanya selalu sibuk, teman-temannya juga tidak mungkin karena mereka pasti punya kesibukan sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang