fifteen

2.1K 350 115
                                    

Victor mengantarkan Gihan ke kelasnya dulu karena bell sekolah sebentar lagi berbunyi.

"Nanti istirahat saya kesini, tunggu ya." Pinta Victor.

Gihan mengangguk, lalu berjalan masuk kedalam kelas.

"Mau kemana lo?" tanya Jenna yang melihat Renata malah tidak jadi masuk kedalam kelas.

"Kalian masuk duluan aja dulu." Suruh Renata.

Jenna, Kajoya beserta Gigi langsung masuk kedalam kelas, tak peduli pada Renata yang entah mau kemana.

"Victor!" panggil Renata. "Sebentar." Renata berlari menghampiri Victor.

"Ada apa?"

Renata berdiri dihadapan Victor, "gue tau kok lo tadi pura-pura percaya sama Gihan karena kasian sama dia kan. Lo nggak bisa sembunyikan itu semua dari gue Vic, lo pegang lengan gue aja gue udah tau kalau lo sebenernya nggak percaya sama dia kan." Tuturnya.

Satu alis Victor terangkat ke atas, "memangnya kamu siapa sampai saya harus menyembunyikan sesuatu dari kamu?" tanya Victor.

Renata mengambil tangan Victor untuk ia jabat, "gue Renata Maureen, murid baru disini." Ucapnya memperkenalkan diri.

Victor melepaskan tangannya yang di jabat oleh Renata, "oke." Jawabnya acuh.

Victor berjalan melewati Renata, namun Renata mencegahnya.

"Lo sendiri siapa?" tanya Renata.

Victor menghembuskan napas lelah, "kamu tadi sudah menyebutkan nama saya, sekarang malah bertanya siapa nama saya?" cecarnya.

Renata menunduk, "maaf. Gue mau nanya sesuatu ke lo." Cicitnya. "Tadi pas di belakang gedung, lo kenapa nyamperin gue lebih dulu daripada nyamperin Gihan?"

Mulut Victor menganga, serius Renata bertanya tentang itu ke dia? astaga.

"Buat narik kamu agar minta maaf sama Gihan." Rasanya Victor ingin bilang langsung ke Renata kalau pertanyaan yang baru saja ditujukannya adalah pertanyaan bodoh.

Jawaban Victor membuat wajah Renata menjadi mengeras.

"Lo tau nggak sih! disana yang jadi korban gue Vic! kenapa gue yang harus meminta maaf." Pekik Renata.

"Ingatan kamu punya jangka pendek saja ya?" tanya Victor. "Saya tadi sudah bilang ke kamu, bahwa Gihan juga korban. Meskipun kamu korban, memangnya kamu punya hak untuk menampar Gihan?"

"Karena Gihan emang pantas di tampar Vic! dia sama Eros udah ngerencanain permainan buat nyakitin gue. Gue korban mereka, bukan cuma gue aja yang korban, lo juga Vic! sadar lah, Gihan itu pasti cuma mainin hati lo, emang lo nggak dengar mereka pacaran sudah bertahun-tahun? pasti Gihan pacarin lo karena mau nyakitin lo."

Victor menghela napas panjang. Cewek didepannya ini membuat waktu Victor terbuang sia-sia saja.

Victor berjalan melewati Renata, namun lagi-lagi tangannya dicegah oleh cewek itu.

"Suruh Gihan meminta maaf sama gue sekarang juga, gue korban disini!" ucap Renata dengan tegas.

"Terus kalau kamu korban saya harus gimana? open donasi buat kamu?"

"B-bukan gitu."
"Lo juga seharusnya jangan terlalu percaya, bisa aja rekaman itu palsu."

Rasanya Victor tidak bisa lagi menahan tawanya, cewek yang ada di depannya ini sungguh lucu.

Rekaman itu palsu? hey, rekaman itu Victor yang rekam sendiri.

"Sudah ya Renata." Victor menepis tangan Renata yang masih menahannya. "Omongan kamu terus melantur tak karuan."

APPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang