"Kamu ikut saya ke Jakarta aja." Ujar Arkan santai sambil tangannya sibuk memakan snack basah yang lelaki itu bawa tadi dari kantor. Mereka duduk di lantai, bersandar di ranjang, dan menghadap TV yang sekarang sudah dipasang di kamar mereka. Sebetulnya, Almira dan Arkan bukan tipe orang yang suka menonton TV, tapi entah kenapa Arkan memutuskan membeli TV untuk dipasang di kamar mereka. Alasan lelaki itu pun tidak jelas. Yang pasti, Almira sedikit terhibur dengan adanya TV di kamar mereka, setidaknya ia tidak harus ke ruang keluarga untuk bisa dapat hiburan.
"Tapi nggak enak ke Ibu." Jawab Almira dengan nada suara pelan. Minggu ini akan ada arisan keluarga di rumah mereka. Dan sayangnya, hari Minggu ini pun Arkan memiliki agenda di Jakarta. Katanya, Arkan terpilih di kampusnya untuk mengikuti seminar Internasional yang diadakan di Jakarta selama satu hari dua malam. Lelaki itu akan berangkat Sabtu siang dan pulang Minggu malam. Almira tak masalah jika ditinggal, tapi hari Minggu ini keluarga besar Arkan akan datang ke rumah, membuatnya sedikit ragu. Ia bisa memprediksi jika ia tidak akan nyaman selama di rumah nanti.
"Nggak apa-apa. Lagian acaranya juga nggak bakal seru kok. Mending ikut saya ke Jakarta."
"Tapi kemarin Ibu sempet minta tolong aku buat bantu masak-masak nanti."
"Yang masak nanti pasti banyakan kok. Keluarga yang lain ada yang suka nginep."
Almira terdiam. Sungguh, ia merasa bimbang. Sejujurnya, ia lebih memilih untuk pergi bersama suaminya. Tapi jika ia ikut pergi, ia yakin Linda akan mempermasalahkan itu. Apalagi Linda juga sempat berkata agar nanti saat arisan berlangsung Almira harus memperkenalkan dirinya karena saat mereka nikah banyak saudara yang tidak datang ke pernikahannya.
"Tapi Ibu juga udah nyuruh aku supaya memperkenalkan diri nanti ke keluarga Mas. Soalnya kan ada banyak saudara Mas yang nggak hadir ke nikahan kemarin."
"Nanti juga ketemu." Balas Arkan santai. "Empat bulan lagi lebaran. Nanti juga kita kumpul-kumpul."
"Mas kok gitu sih." Protes Almira langsung. Sungguh, ia memang senang karena Arkan tampak seperti ada dipihaknya. Tapi, bukankah sedikit aneh jika lelaki itu membiarkannya bersikap seperti itu pada keluarganya?
"Saya juga kurang suka sama sebagian orang di keluarga saya sendiri, Ra. Makanya saya sebetulnya lebih tenang kalau kamu ikut saya ke Jakarta." Jelas Arkan pada akhirnya.
Almira pun menghela napasnya. "Aku baru tahu kalau Mas punya hubungan yang nggak baik sama keluarga Mas."
Arkan mengangguk sambil tangannya membereskan beberapa sampah bungkus cemilan yang tadi ia makan. "Saya males ngeladenin mereka. Makanya saya ketemu mereka pas lebaran aja."
"Terus.. aku gimana dong?" Tanya Almira cemas. Ia tak ingin mempunyai masalah dengan Linda, maka jalan yang harus ia pilih adalah ia tidak bisa ikut Arkan ke Jakarta. "Aku nggak bisa ikut Mas ke Jakarta."
"Ya udah nggak apa-apa." Arkan menepuk-nepuk kepala istrinya pelan. "Nanti Sabtu saya berangkatnya sore aja, dan Minggunya saya usahain pulang cepet."
"Bener, ya?"
Arkan terkekeh, "Iya."
Dan di sinilah Almira sekarang. Ia duduk dengan kikuk di tengah-tengah para kerabat Arkan yang sama sekali tak ia kenal. Beberapa dari mereka memang ada yang memperkenalkan diri setelah ia juga mengenalkan dirinya sendiri, tapi nama-nama itu tak ada yang ia ingat kecuali seorang wanita paruh baya yang kebetulan duduk di sampingnya. Namanya Rina, dan ia adik dari suami Kakak Linda. Hubungan kekerabaran wanita itu dengan Linda cukup jauh, tapi karena mereka pernah tinggal di lingkungan yang sama membuat Rina dan Linda menjalin hubungan yang akrab. Sepertinya Rina merupakan wanita yang kurang ramah, karena sejak tadi Almira sama sekali tak melihatnya tersenyum. Tapi hanya wanita ia yang mengajaknya berbicara dan menganggapnya ada sejak acara di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi | Seri Self Healing✅
General FictionKatanya, Almira itu "sakit" Almira tak punya banyak keinginan, ia tak pernah menuntut apa-apa akan kehidupannya. Hanya satu inginnya saat ini; bisa terlepas dari label "sakit" dan menjalani hidup sebagai manusia kebanyakan. Dan hanya Arkan, satu-sat...