Maaf (5)

1.7K 354 45
                                    

Tuhan menciptakan waktu dengan tujuan yang akan selalu membuat kita terkejut dan terkagum-kagum. Waktu adalah penyembuh yang terbaik. Waktu adalah kesempatan bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Waktu memberikan Sakura sebuah keberanian besar untuk mengungkapkan perasaannya, kepada Sasuke.

Sakura merasakan ketenangan yang telah ia dambakan selama bertahun-tahun. Tak ada sedikit pun rasa malu setelah percakapannya dengan Sasuke beberapa hari yang lalu. Semuanya terasa benar setelah ia meminta maaf. Semuanya terasa benar setelah ia menyatakan perasaannya.

Sakura mencoba untuk mengabaikan kesedihan yang ia rasakan saat Sasuke mengantarnya pulang hari itu tanpa sedikit pun membicarakan atau menanggapi ungkapan perasaannya.

Sasuke tak pernah mencarinya lagi. Artinya Sasuke telah selesai dengannya, dengan kemarahan yang telah pria itu simpan sejak lama. Sudah saatnya Sakura berjalan lurus dan meninggalkan masa lalunya di belakang. Sudah saatnya Sakura membuat cerita baru dalam kehidupannya, mencari cinta baru dan memperlakukan –siapa pun pria itu nanti dengan lebih baik, dengan cinta yang dewasa dan tak gampang terguncang.

Sakura berjanji di dalam hati. Kali selanjutnya ia jatuh cinta, ia akan menjaga cinta itu dengan baik.

.

.

Hari itu adalah salah satu hari tercerah di musim panas. Namun sebuah awan columbus di ujung terjauh langit membuat Sakura sedikit khawatir. Hujan di musim panas tak pernah dapat diprediksi. Hal itu buruk bagi rencana hiking mereka hari ini.

Sakura telah berada di dalam bis yang akan membawa para mahasiswa klub pecinta alam ke salah satu gunung yang harus mereka daki. Ia sedang memerhatikan teman-temannya yang memilih untuk tetap berada di luar sembari menunggu anggota mereka lengkap sebelum berangkat.

Seseorang yang tak pernah ia duga berada di sana, memasuki bis dan langsung berjalan ke arahnya. Secara reflek tangan Sakura menggapai ujung lengan kursi yang masih kosong di sebelahnya saat melihat orang itu berniat duduk di sana.

"Maaf," katanya serba salah. "Kursi ini milik Ino."

"Yamanaka membelinya?" Tanya orang itu seraya mengangkat satu alis.

"Tidak, tapi..." Sakura menghela napas. Tangannya masih mencegah orang itu duduk. "Sasuke, kau bahkan bukan anggota klub ini." Ya, Sasuke. Pria itu sepertinya memutuskan untuk menjadi orang yang semakin menyebalkan yang lagi-lagi muncul di hadapannya.

"Aku resmi anggota klub ini dua hari yang lalu," jawab Sasuke acuh. "Singkirkan tanganmu atau yah...terserah kau saja kalau kau bersikeras ingin aku mendudukinya."

Sakura menarik tangannya menjauh, lalu memalingkan muka ke luar jendela. Itulah yang terus ia lakukan sampai bis penuh dan mulai berjalan. Ino terlihat sangat kaget saat datang tadi dan melihat Sasuke telah duduk di sebelahnya. Tapi teman berambut pirangnya itu memutuskan untuk mundur dalam damai dan mengambil tempat lain jauh di belakang.

"Kau tidak tidur? Semua orang tidur." Sakura melirik Sasuke yang mengajaknya berbicara setelah diam selama satu setengah jam penuh. Lalu ia melirik pada teman-temannya yang tadi sempat bernyanyi-nyanyi telah tertidur semua. Mereka memang berangkat terlalu pagi, pukul enam lewat lima belas menit.

"Aku tak mengantuk," jawab Sakura dengan nada biasa. Mana mungkin ia bisa tidur saat Sasuke duduk di sebelahnya, juga tidak tidur.

"Aku tak akan melakukan apa-apa padamu saat kau tertidur," kata Sasuke datar. "Sejujurnya Sakura, kau akan lebih aman kalau kau tidur daripada bangun seperti sekarang dan membuatku ingin menciummu," tambahnya dengan seulas senyum tipis penuh arti.

Sakura menghela napasnya keras-keras lalu menatap pria menjengkelkan di sebelahnya. "Kau bisa melakukannya semaumu Sasuke, semaumu. Apalah pentingnya sebuah ciuman bagimu? Hanya sebagai pembuktian dan penguasaan," kata Sakura sinis, sekaligus terluka. Sasuke telah menciumnya dua kali, tanpa perasaan. Disaat pria itu telah memiliki seorang tunangan yang cantik.

Romantic Side UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang