"Oh, aku benci Uchiha Sasuke. Aku benci dia!" Seru Sakura untuk yang sekitar ke dua puluh dua kalinya sore ini. Ino dan Hinata yang mendengarnya hanya menggeleng bosan. Ini bukan kali pertama Sakura mengunjungi apartemen mereka dan membicarakan –merutuki orang yang sama. Ini baru hari ke sepuluh. Dan dibanding keluhan terhadap kuliah di kelas, Sakura lebih sering mengeluh tentang teman se-apartemennya –salah satu teman se-apartemennya.
"Kau akan dibunuh jika penggemar pria itu mendengar ocehanmu ini," tanggap Ino.
"Aku tak akan mati sebelum membunuhnya terlebih dahulu," sahutnya berang. "Dengar, kalian tahu apa yang ia lakukan hari ini? Ia mengeluarkan pakaianku dari mesin cuci hanya karena aku meninggalkannya sebentar saja. Ia meletakannya di lantai sementara ia mencuci pakaiannya sendiri sambil menyesap jus tomat terkutuknya itu. Terkutuklah dia!"
"Jangan marah, oke?" Kata Hinata tenang.
"Aku sudah marah, Hinata," seru Sakura. "Tidakkah kalian bisa mengerti? Dia terus-terusan mencari masalah denganku!" Sakura menghela napasnya. "Senangnya kalian bisa sekamar." Kini ia merengek.
"Jangan mulai, Sakura," kata Ino. "Masalahmu hanya Sasuke. Sedangkan kami harus menghadapi dua orang super jorok yang tak bisa membedakan antara keju dan kaus kaki bekas."
Sakura berjengit. "Ihh."
"Ya, ihh," tiru Ino. "Setidaknya Sasuke tampan."
"Tampan tak bisa mengubahnya jadi sebaik malaikat." Sakura mendengus. Lalu ia berdiri. "Aku harus kembali ke apartemen. Tolong berikan kata-kata semangat untukku."
"Semangat, Sakura!" Seru Hinata.
"Semoga Sasuke salah masuk kamarmu, Sakura!" Tambah Ino yang tak bisa menahan tawa.
Sakura mengerling jengkel dan mengentak keluar dari apartemen Hinata dan Ino. Salah masuk kamar. Bah, semoga saja. Dan ia akan punya alasan memukuli Sasuke. Ia bersumpah tak akan melakukannya dengan pelan.
Sakura berjalan lesu menuju tangga. Apartemen Hinata dan Ino berada di lantai lima. Jadi ia harus naik satu lantai saja. Ketika ia memasuki apartemen, orang-orang sudah berkumpul mengelilingi meja makan. Makan malam bersama di apartemennya dilakukan pada pukul enam sore. Peraturan hebat karena ia memang menghindari makan malam. Alasan klasik. Diet.
"Hai," sapanya lega begitu tak mendapati Sasuke diantara orang-orang yang duduk di sana. Pria itu memang jarang berkumpul dengan teman-teman serumahnya. Baguslah.
Jennie menuangkan semangkuk sup kental berwarna aneh. Semua orang tahu Jennie aneh. Tapi masakannya lebih aneh lagi. Masalahnya, dia satu-satunya orang yang hobi memasak di sini. Memang aneh.
Sakura menyendok supnya pelan-pelan dan menyesapnya pelan-pelan. Enak. Walau warnanya aneh, masakan Jennie selalu enak. Mereka semua pasti bersyukur atas hal itu. Aneh tapi enak.
"Sakura, kau dapat Outstanding lagi di mata kuliah Tsunade-sama ya?" Tanya Shino, salah seorang teman laki-laki se-apartemennya. Teman laki-laki selain Sasuke; Shino, Kotaro, Ryu, Eijiro dan Sugiyama adalah orang-orang yang cukup menyenangkan dan bukan pembawa masalah. Walau Shino sedikit terlalu kompetitif dan selalu menganggap Sakura sebagai saingan dalam kuliahnya. Juga Sasuke.
"Hm hm," jawab Sakura agak canggung. Ia benci jika harus mengatakan secara langsung tentang potensi dirinya. Jadi ia menutupinya dengan mengunyah.
"Uchiha?" Tanyanya dengan nada acuh. Tepat setelah menelan supnya.
"Belum pulang," jawab Ryu. Teman sekamar Sasuke. "Dia kelihatannya lebih sibuk dari kita 'kan?"
Eijiro mengangguk. "Aku mendengar ada kemungkinan dia akan menggantikan kedudukan kakaknya di kursi ketua senat. Satu atau dua tahun lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Side Undercover
FanfictionStory List o Never Just be Friend o Stalker o Brother's Friend o I'm not Your Fans o A Little Braver o I say I Love You o Putus o Rain and Kisses o The Night Warrior o The Covenant of Marriage o Pain and Perfect Mate o Hanya Sakura o Dating Days For...