Romance in A Theater Class #2

2K 250 51
                                    

Hari-hari sebagai anggota Teater membuatnya sibuk sepanjang waktu. Tapi Sakura cukup terkejut ketika ia mendapati dirinya benar-benar menikmati hal tersebut. Di luar jam latihan, para pelatih bersikap lunak dan baik hati. Mereka semua baik dan tak menganggap para amatir seperti Sakura seperti sebuah beban. Mereka memperlakukan semua anggota seperti teman baik.

Kecuali Sasuke.

Pria itu terlalu pendiam dan sulit ditebak. Pembawannya ketika memberikan contoh sebuah peran dan dalam keseharian sangat bertolak belakang. Sakura mendapati kalau itulah yang membuat ia menarik minat para anggota perempuan yang lain. Sasuke merupakan anggota termuda bersama Naruto, Sai dan Neji.

Sejujurnya mereka semua menarik minat semua perempuan yang melihat. Terutama Uchiha bersaudara, Itachi dan Sasuke. Beberapa mahasiswa yang penasaran dengan latihan mereka sengaja melewati gedung latihan dan melihat-lihat. Pada awalnya, jumlah mereka hanya segelintir, bertambah setiap waktu latihannya.

"Ada tiga gestur yang paling mendominasi dalam Teater," kata Hidan si pemimpin. "berdiri, setengah berdiri, dan berjongkok. Intonasi setiap dialog akan lebih mudah dipahami jika kita menggunakan gestur tersebut." Pein dan Itachi mencontohkan.

Sakura mengangguk dan bergumam mengikuti contoh yang diberikan.

"Kami ingin mengumumkan sesuatu," Hidan menatap pada Deidara.

"Kami akan mengadakan pementasan, empat bulan dari sekarang." Deidara menanggapi. "Pementasan ini akan dibuka untuk umum dengan harga karcis cukup mahal."

"Pementasan akan diadakan di gedung seni Konoha," Hidan kembali menjelaskan. "Dan kami ingin kalian menjadi pembuka pentas tersebut."

"Maksudnya, kami juga akan mementaskan satu drama?" Sasori terlihat kaget.

Deidara mengangguk. "Ya," katanya. "Dan kalian akan mulai berlatih setiap hari sampai tengah malam di ruangan ini, bagaimana?"

Terdengar gumaman pro dan kontra.

00000

"Ini memalukan," gumam Sakura sambil menundukan kepalanya untuk menghindari tatapan-tatapan penasaran dari para mahasiswa yang lewat.

"Ini diperlukan ... "

"... untuk menambah rasa percaya diri." Sakura memotong ucapan Sasuke. "Aku tahu. Aku hanya menggumam," tambahnya. Mereka semua sudah cukup dekat untuk saling berdebat tanpa segan. Walaupun usia Sasuke lima tahun di atas Sakura.

Sakura berada di pinggiran jalanan kampus, duduk di atas meja tinggi seraya bersila dan sesekali menyuarakan dialog bagiannya setelah dialog sebelumnya diucapkan oleh anggota lain yang berada cukup jauh darinya. Alhasil, mereka harus bersuara keras-keras tanpa kesan berteriak.

Tapi Sakura adalah satu-satunya yang harus duduk di atas meja tinggi.

Mereka semua sudah menarik banyak perhatian. Penempatan Sakura semakin menambah perhatian ke arah mereka. Belum lagi dengan keberadaan Sasuke di depannya, berdiri menghadapnya dan memerhatikan setiap raut wajah yang ia tampilkan.

Sakura menghela napas.

"Kau terlalu banyak mengeluh." kata Sasuke datar.

"Aku menghela napas," bantah Sakura. "Itu berbeda. Sasuke, kenapa kau harus melakukan ini padaku?"

"Itu namanya mengeluh, Sakura," tanggap Sasuke. "Pertanyaan yang baru saja kau ajukan."

Dialog bersahut-sahutan menjadi latar belakang percakapan mereka. Sakura bisa tenang karena bagiannya telah selesai.

"Serius deh," kata Sakura jengkel. "Kenapa kau tak pernah menjawab pertanyaanku sih!"

Sasuke mengangkat bahu. "Karena itu retoris," sahut Sasuke. "Kepercayaan dirimu tertinggal jauh dari anggota yang lain, kau sudah tahu itu."

Romantic Side UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang