Terbangun lagi di ruangan yang sama namun dengan situasi yang berbeda. Sasuke berbaring lurus terlentang di sebelahnya tanpa mengenakan selimut. Postur tubuh yang terlampau sempurna untuk seseorang yang tertidur nyenyak. Pria itu benar-benar terlihat seperti patung dengan piyama putih gading berbentuk kimono modern.
Perbedaan yang kontras terasa sekali saat ini. Sakura tertidur dengan selimut tebal yang menutupinya sampai ke bahu. Dan di baliknya, ia hanya mengenakan kemeja hitam super lembut milik Sasuke serta celana boxer kebesaran yang diikat di bagian ujungnya, juga berwarna hitam. Tak ada pakaian dalam. Situasi ini membuatnya cukup frustrasi tadi malam.
Tapi kakinya sudah bisa digerakkan.
Ia tak tahu apa ini bisa dikatakan keberuntungan. Tapi kejadian buruk kemarin dan apa yang terjadi pada tubuhnya kebetulan ia alami pada hari terakhir aktif kerja pekan ini. Ia tak perlu khawatir tentang jam kerja, atau harus menaiki lift untuk turun ke lantai bawah paling tidak untuk hari ini.
Sebenarnya membayangkan harus menghadapi Sasuke setelah apa yang dilakukan pria itu -mereka-tadi malam membuat ia cukup gugup. Itu sangat intim hingga masih sulit bagi Sakura untuk memercayainya. Sasuke yang selalu berbicara dengan nada setengah merenung dan nyaris selalu dipenuhi oleh tanah liat setiap kali mereka bertemu, memasang wajah lugu, ternyata jauh lebih agresif dari semua pria yang pernah ia temui. Dan jauh lebih terus terang.
Lihatlah pria itu sekarang, tidur dengan sangat lelap dan nyaman tanpa bergerak satu inci pun sejak tadi. Jika tak melihat gerakan teratur di dadanya, Sakura bisa saja berpikir sedang berbaring di sebelah patung, atau yang lebih menakutkan mayat. Semua hal tentang Sasuke entah kenapa terasa sangat mistik.
Sakura turun dari tempat tidur dengan perlahan. Ia merasa sangat haus dan memutuskan untuk mengambil sendiri air minumnya dibanding harus membangunkan Sasuke untuk hal sepele seperti itu. Kamar Sasuke ternyata terletak di lantai bawah dan tak butuh waktu lama untuk mencapai dapur.
Sakura sudah menuangkan air mineral ke dalam gelas dan baru saja meneguk ketika seorang wanita turun dari lantai dua, mengenakan celemek dan sarung tangan kain.
Mereka berpandangan cukup lama. Wanita berusia mungkin hanya sedikit lebih tua darinya itu memerhatikannya dengan seksama dari atas sampai ke bawah. Sakura menyadari penampilannya dan mengumpat di dalam hati.
Yah, hal yang sangat baik untuk memulai hari, rutuknya di dalam hati.
"Halo, kau pasti orang yang pemilik rumah pekerjakan," sapa Sakura, berusaha bersikap sealami mungkin.
Wanita itu menatapnya dengan cara yang tak menyenangkan. Sakura menarik napas, membuangnya dengan perlahan, dan menyingkirkan jauh-jauh pikiran negatif itu. Ini mengerikan. Kebiasaannya dalam mengamati orang lain terkadang membawa pikiran-pikiran negatif dan menambah beban hidupnya.
Tapi wanita itu masih saja bersikap kurang sopan. Tak ada sapaan balasan. Hanya tatapan mengamati yang sangat mengganggu itu. Benar 'kan, semua hal, termasuk orang di sekitar Sasuke sangat mistik dan aneh.
"Sakura?" Sasuke sudah melangkah ke luar kamar ketika memanggil namanya. Rambut pria itu terlihat berantakan di bagian belakang dan Sasuke tak terlihat akan merapikannya. Tali piyamanya kendur dan memperlihatkan sebagian besar dadanya.
Sakura menggeleng, mengambil gelas lain, mengisinya dengan air sebelum menyerahkannya pada Sasuke yang sudah berada di depannya. Pria itu meneguk dengan perlahan sambil terus memerhatikannya. Sebenarnya mata Sasuke sempat turun ke bawah, ke arah payudara Sakura yang tercetak jelas di balik kemeja tanpa pakaian dalam ini.
Sakura mendorong pipi pria itu, memaksanya untuk melihat ke arah lain alih-alih ke arahnya.
"Aku kira kau sudah pergi begitu saja," ujar Sasuke setelah meletakkan kembali gelasnya ke meja.
![](https://img.wattpad.com/cover/232315739-288-k186548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Side Undercover
FanfictionStory List o Never Just be Friend o Stalker o Brother's Friend o I'm not Your Fans o A Little Braver o I say I Love You o Putus o Rain and Kisses o The Night Warrior o The Covenant of Marriage o Pain and Perfect Mate o Hanya Sakura o Dating Days For...