The Covenant of Marriage (1)

6K 611 52
                                    

Dimulai dari pembicaraan para ibu. Berkembang menjadi sesuatu yang rutin untuk ditanyakan. Orang yang tak dibicarakan menanggapinya dengan seringai dan kalimat enteng tanpa keraguan. Orang yang dibicarakan hanya bisa menampilkan senyum canggung aneh yang langsung luntur begitu memalingkan muka, lalu memutar mata.

Sakura Haruno tak pernah menyangka bahwa pembicaraan ibunya dan bibi Mikoto Uchiha menjadi terdengar begitu ... serius. Mereka memang sudah terbiasa mengobrol panjang. Rumah yang berseberangan memungkinkan mereka untuk bertemu setiap hari dan membicarakan apapun yang mereka mau.

Setahun lalu keluarga Sakura pindah ke tempat ini. Tetangga pertama yang sangat menyambut kedatangan mereka adalah Mikoto Uchiha. Seorang nyonya kaya raya yang suaminya sudah meninggal dua tahun lalu.

Bibi Mikoto memiliki dua anak laki-laki, yang salah satunya sudah cukup dekat dengan Sakura. Itachi Uchiha, anak pertama dari keluarga Uchiha yang tampan dan ramah itu menghabiskan banyak waktu dengan para perempuan. Ia bekerja sebagai salah seorang fotografer swasta yang dibayar tinggi untuk setiap satu tema yang diajukan para klien. Biasanya Itachi harus pergi dari satu tempat ke tempat lain, ke luar kota bahkan negara. Tapi ia selalu pulang setiap kali menyelesaikan satu proyek. Tak seperti anak bungsu Uchiha yang sudah satu tahun tak pernah pulang ke rumah.

Sasuke Uchiha sepertinya memutuskan bahwa pulang ke rumah sama halnya dengan masuk ke hutan belantara yang penuh dengan hewan liar. Rumah inti keluarga Uchiha memang didiami tak hanya oleh Mikoto dan Itachi, tetapi juga para bibi, paman, serta anak-anak mereka. Menurut cerita bibi Mikoto, Sasuke bukannya sangat benci pada rumahnya yang ramai, tapi lebih kepada pembicaraan yang ada di dalamnya.

Pembicaraan tentang pernikahannya yang ia anggap tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Memang aneh. Karena yang ditekan untuk menikah secepatnya bukan Itachi, melainkan Sasuke. Alasannya karena Itachi yang sudah berusia tiga puluh satu di tahun ini lebih terlihat normal dibanding Sasuke yang pendiam dan pasif. Sasuke tak sedang berkencan dengan siapa pun, dan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun. Pemuda berusia dua puluh enam tahun itu lebih dikenal sebagai penggila kerja. Ia bahkan telah memiliki apartemen sendiri di Konoha, dan lebih memilih untuk menetap di sana, meninggalkan kediaman keluarga besar kaya rayanya di Ame. Sasuke Uchiha yang tak pernah Sakura temui memang membuatnya kagum. Hanya kagum. Karena pria itu dikenal memiliki karakter yang kuat hingga membuatnya penasaran.

Tapi ia tak pernah menyangka bahwa para ibu memiliki pendapat yang nyaris di luar batas. Mereka berpendapat bahwa Sasuke yang dingin dan gila kerja akan cocok dengan Sakura yang suka menulis dan easy going. Sasuke dan Sakura lahir di tahun yang sama. Mereka seumuran, dan sama-sama tak berkencan. Para ibu menganggap bahwa mereka adalah jodoh yang sudah direstui para malaikat. Sakura nyaris berpikir bahwa matanya akan bermasalah jika ia memutarnya terus-menerus.

Keluarga Uchiha, dan juga Haruno semakin menggebu-gebu. Sakura merasa Sasuke sangat beruntung karena hanya bisa diteror melalui panggilan telepon, atau video call jika pria itu sedang benar-benar sial. Sedangkan Sakura harus selalu memasang senyum terpaksa yang takutnya akan berakibat buruk bagi senyum tulusnya jika ia harus terus-menerus mendengarkan pembahasan pernikahan yang ia sendiri tak pernah merasa kalau itu nyata.

Ia tak pernah benar-benar memikirkan tentang pernikahan. Bayangan tentang hal itu lebih terlihat seperti akhir dari hobinya, akhir dari kebebasan, akhir dari segala sesuatu yang biasanya dapat ia lakukan sepanjang waktu. Ia bekerja di kantoran, sama seperti kebanyakan orang di usianya. Tapi di waktu luang, ia suka menulis, membuat semacam fiksi penggemar. Sesuatu yang ia lakukan untuk sekedar menyalurkan hobi, bukan untuk mencari uang. Tapi ia bahagia karena hal itu. Salah satu hal yang membuat ia luar biasa bahagia. Ia tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa melakukan hal itu. Terserah apa kata orang, karena baginya itu tak berlebihan.

Romantic Side UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang