Sisa liburan tanpa kejadian yang berarti. Ino kembali dengan raut wajah cerah seperti biasa namun dengan senyuman yang membuat Sakura kehilangan kata-kata.
Sakura sudah memanggil kepala rumah tangga setelah ia bertemu Sasuke dua hari yang lalu dan menanyakan, dengan sangat menekan, tentang siapa orang yang memberitahu dan mengizinkan Sasuke untuk menggunakan kolam renang. Walau sedikit banyak ia bisa menebaknya. Tak ada orang lain di rumah ini yang bisa memberi instruksi kepada kepala rumah tangga selain dirinya dan Ino.
Sakura mengurut alisnya setelah mendengar jawaban dari kepala rumah tangganya. Namun tak mencabut instruksi yang sudah Ino berikan. Sakura tak mau membingungkan para karyawan dan membuat semua orang meragukan instruksi Ino ke depannya. Walau selalu memiliki lelucon kejam dan sedikit nakal, Ino tetap saja sepupu sekaligus sahabat terbaiknya.
Besok kuliah sudah akan dimulai kembali. Sakura yang sudah menyiapkan perangkat belajarnya, tersenyum saat mengeluarkan salah satu kemeja terbaru yang dibelikan oleh ibunya saat liburan kemarin. Kemeja berwarna karamel itu terasa lembut di tangannya dan akan sangat cocok jika dipadukan dengan jeans yang ayahnya belikan.Tampaknya orang tuanya masih saling menghubungi dan membuat kesepakatan tentang hal-hal mengenai dirinya.
Sakura berdiri di depan cermin besar setinggi dua meter. Memerhatikan pantulan dirinya sendiri yang sedang mengenakan hot pants biru muda dan tank top berwarna putih. Rambutnya sudah mencapai pinggang, terlihat tebal dan bergelombang dengan cara yang alami. Sakura menggenggam ujung rambutnya, mengangkatnya ke depan hidungnya. Ia menghirup wangi shampo kesukaannya dan pikirannya melayang pada dua hari yang lalu. Saat Sasuke melakukan apa yang ia lakukan sekarang.
"Sampai nanti, Sakura," ucap Sasuke saat itu. Tatapan mata pria itu lurus, menatapnya dengan perasaan tertarik yang teramat jelas. Senyuman miring yang diperlihatkannya membuat wajah pria itu terlihat lebih lembut.
Sakura memejamkan matanya. Sasuke sudah menunjukkan ketertarikannya secara terang-terangan. Tapi Sakura tetap merasa ragu sepanjang waktu. Ia juga tak memercayai apa yang sudah ia lakukan. Sikap impulsif itu seperti bukan dirinya. Ia sudah melakukan sesuatu tanpa pertimbangan dan baru memikirkannya setelah semuanya sudah terjadi.
Apa yang harus ia lakukan setelah ini?
Ketukan di pintu menghentikan semua pemikiran mengenai Sasuke untuk sejenak. Namun kembali berlanjut setelah Ino masuk ke kamarnya dan dengan tanpa pertimbangan membahas orang yang sama.
"Kau baru mandi?" Tanya Sakura pada Ino. Ia bertanya karena Ino hanya mengenakan jubah mandi dengan rambut yang masih lembab setelah keramas. Sekarang masih bisa dikatakan tengah hari dan Ino tak pernah mandi di jam segini setahu Sakura.
"Aku habis berenang," jawab Ino sambil memasang senyuman manis. "Kau tahu siapa yang kutemui di kolam renang?"
Sakura menaikkan satu alis. "Sasuke?"
Ino bertepuk tangan. "Tepat," jawabnya ceria. "Dia hanya mengenakan celana renang. Ugh, dengan tubuh luar biasa dan wajah itu berada di kolam renang. Itu terlihat sangat gila."
"Kau... berenang bersamanya?" Sakura tak merasa senang dengan itu dan ia tak percaya telah merasakannya.
Ino menatapnya tak percaya. "Tidak." Tapi menjawab dengan senyuman nakal di wajahnya. "Ia sudah akan selesai saat aku datang. Ia menanyakanmu seperti biasa."
"Sasuke menanyakanku?" Ia sudah menghindari Sasuke selama dua hari ini karena tak tahu apa yang harus ia katakan pada pria itu. Ia juga merasa semuanya tak akan berakhir hanya sebagai obrolan jika ia berada di sekitar Sasuke. Kerja otaknya akan kembali berantakan dan ia hanya akan melemparkan dirinya lagi pada pria itu. Seperti wanita genit. Sasuke juga tak akan melakukan apapun untuk menghentikan diri mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Side Undercover
FanfictionStory List o Never Just be Friend o Stalker o Brother's Friend o I'm not Your Fans o A Little Braver o I say I Love You o Putus o Rain and Kisses o The Night Warrior o The Covenant of Marriage o Pain and Perfect Mate o Hanya Sakura o Dating Days For...