I Say I Love You

5.1K 601 53
                                    

Haruno Sakura tertegun menatap pria dihadapannya yang sedang mengunyah makanan dengan gaya acuh tak acuh seperti yang telah lama ia kenal. Gadis itu tak pernah menyangka bahwa Uchiha Sasuke akan duduk di hadapannya. Mereka tak pernah berada sedekat ini sebelumnya. Enam tahun mereka saling mengenal, tapi tak pernah sering bertemu apalagi mengobrol secara sengaja. Singkatnya, mereka hanya sekedar kenalan saja. Tak ada pembicaraan yang mungkin bisa menahan mereka untuk duduk lama berdua. Apalagi dengan kecenderungan Sasuke yang memang tak banyak bicara.

Sasuke sepertinya tak pernah menyadari pesonanya pada kaum hawa. Pria itu terlalu kaku, terlalu acuh, terlalu tak terjangkau. Seolah-olah tak ada gadis yang benar-benar pantas bersanding di sebelahnya. Pria itu seperti membangun sebuah tembok tinggi dan kokoh. Tembok tak kasat mata yang mustahil untuk ditembus. Sakura tahu itu. Dan ia tak memiliki cukup kepercayaan diri bahkan untuk mencoba menyentuh sedikit saja permukaan tembok itu.

"Jadi bagaimana lenganmu?" Pertanyaan Sasuke yang tiba-tiba hampir membuat Sakura menggigit lidahnya sendiri. "Apa sudah bisa digerakkan?" Sakura menyentuh lengan kanannya yang di bungkus perban sebelum menjawab pertanyaan Sasuke yang terkesan –anehnya- begitu peduli. Sakura menyadari Sasuke memang sudah memerhatikan lengannya sejak kemarin. Sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di vila ini. Namun terlalu banyak anggota keluarga yang berbicara hampir bersamaan di satu waktu tak memungkinkan mereka untuk berinteraksi lebih dari senyuman tipis tanpa sapaan lain. Di pihak Sasuke, sepertinya hanya sebatas kerlingan mata dan kedikan kepala.

"Sedikit dan pelan-pelan bisa di angkat. Tapi belum bisa digunakan." Sakura mengelap titik-titik keringat di dahinya ketika Sasuke menunduk untuk mengaduk-aduk sup jagung manis di hadapannya. Udara sore hari di tempat ini dingin. Jadi keringat yang terus-menerus muncul di dahi dan dagunya bukan karena cuaca. Tapi jelas disebabkan oleh rasa gugup karena harus berada sedekat ini dengan Sasuke.

"Jangan khawatir," tanggap Sasuke tenang. "Temanku pernah mengalami yang lebih parah dan sembuh."

"Benarkah?" Sakura menghela napas. "Aku sangat takut karena patahnya sangat parah."

Sasuke mengangkat bahu. "Asal makan obat dengan teratur dan dilatih secara benar, maka akan pulih secara perlahan."

Sakura mengangguk seraya mengusap-usap permukaan lengan kanannya yang diperban. Satu bulan yang lalu ia mengalami kecelakaan bermotor. Ia tak mengalami luka berat terbuka. Tapi lengan kanannya patah cukup parah. Ia harus menahan sakit yang tak tertahankan untuk masa-masa awal setelah kecelakaan. Tapi kini semuanya sudah lebih baik. Walau jujur saja, belum bisa menggunakan lengan dominannya seringkali membuatnya frustrasi.

Ia mengalihkan pandangannya pada meja bundar selain meja yang ditempatinya dengan Sasuke sekarang ini. Ia memerhatikan keluarga mereka yang bergerombol di sana sini dan saling mengobrol. Keseluruhan vila itu luas, termasuk taman belakangnya yang dipenuhi rumput hijau muda seperti atap rumah teletubbies. Pesta keluarga ini tak punya tujuan selain kumpul-kumpul keluarga yang selalu diadakan setahun sekali. Sasuke tak dapat hadir tahun lalu karena pekerjaanya. Ini adalah pertemuan pertama mereka dalam jangka waktu dua tahun.

Perhatian Sakura terhenti pada meja lain di sisi kanannya, dimana keponakkan salah satu pamannya menatap Sasuke dengan ketertarikan yang tak ditutupi sedikit pun. Sakura tahu seharusnya itu tak perlu menjadi masalah baginya. Tapi siapa yang menyangka kalau hal itu akan mengganggunya lebih dari yang ia kira.

Sakura menggeleng lalu berdiri seketika itu juga. "Aku masuk dulu," katanya sedikit terlalu keras.

Sasuke ikut berdiri. "Kenapa? Lenganmu sakit?" Anehnya, pria itu terdengar sangat khawatir. Tak mungkin, protes Sakura dalam hati. Ia pasti hanya membayangkannya saja.

"Tidak tidak." Sakura meringis. "Aku hanya sedikit mengantuk saja."

Sasuke terdiam sebentar, mengamatinya dalam-dalam, lalu mengangguk. "Kalau begitu selamat beristirahat, Sakura." Yang dibalasnya dengan satu anggukan mantap dan langkah menjauh yang nyaris seperti melarikan diri.

Romantic Side UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang