Aku sangat bahagia.
Ini melebihi semua hal yang sudah aku dapatkan seumur hidupku. Hatiku terasa penuh namun juga ringan dalam satu waktu. Bibirku tanpa sadar menyunggingkan senyuman sepanjang waktu yang membuatku beberapa kali menertawakan diri sendiri ketika bercermin.
Sasuke bersikap semakin manis setiap harinya dan terus-menerus mencuri waktu untuk menemuiku alih-alih melakukan panggilan telepon. Hubungan kami sudah sangat dekat sampai-sampai aku menyadari bahwa Sasuke adalah tipikal orang yang sangat suka melakukan kontak fisik. Sentuhan-sentuhan kecil darinya seperti mengelus rambut, menautkan jemari, mengelus pipi, menyentuh daguku ketika kami berbicara membuatku seringkali salah tingkah.
Pria itu juga sangat suka berpelukan hingga aku tanpa sadar terbiasa dan membalas pelukannya saat kami baru bertemu dan saat ia akan pulang setelah mengantarku. Pria itu menjadi pihak yang aktif. Selalu menjadi orang pertama yang berinisiatif tanpa pernah mengeluh satu kali pun. Orang paling pengertian yang pernah aku temui.
Jadi aku menjanjikan makan malam dengan menu yang akan aku masak sendiri khusus untuknya. Hinata belum diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan berat dan masih belum bisa bergerak aktif. Ia baru bisa memulai terapinya setelah satu minggu yang sebenarnya cukup aneh karena membutuhkan waktu selama itu.
Aku baru saja selesai membantu Hinata meminun susu tinggi kalorinya ketika Sasuke tiba. Pria itu datang lebih cepat, terlalu cepat dari waktu janjian kami. Aku bahkan belum mulai memasak. Aku menitipkan Hinata dalam penjagaan bibi pengurus lagi dan menemui Sasuke yang datang dengan membawa buket bunga yang didominasi bunga kamelia.
"Terima kasih," ujarku lalu mengambil vas dan menaruh bunga itu dengan hati-hati.
Sasuke mengikutiku dalam diam. Membuatku berkali-kali harus menahan diri agar tak terus-menerus melirik padanya.
Ia terlihat lebih tampan hari ini dengan kemeja putih longgar lengan pendek tanpa kerah dan celana selutut berwarna abu-abu muda. Ia mengenakan jam tangan seperti biasa, yang membuatku berpikir untuk membelikan jam tangan baru di ulang tahunnya nanti. Aku kembali tersenyum setelah membayangkan hal itu.
"Aku seharusnya lebih sering lagi membawa bunga jika tahu kau akan sesenang ini," tanggapnya sambil mengikutiku ke dapur.
"Asal jangan setiap hari," ujarku sambil mengeluarkan bahan-bahan masakan dari dalam lemari pendingin. "Mungkin satu kali seminggu?"
Sasuke membalas senyumanku. "As you wish, mi querida."
Aku menutupi wajahku dengan dua telapak tangan, membiarkannya ketika ia meneruskan usahaku untuk memakai celemek. Ini sangat memalukan. Sasuke sangat berbeda setiap kali kami berdua saja. Ia sangat kejam dalam pekerjaan dan sangat manis di waktu pribadi kami. Seperti melihat dua orang berbeda setiap kalinya.
"Aku berusaha memasak makan malam kita," ujarku ketika ia melingkarkan kedua lengannya di perutku. Aku menggigit bibirku karena ujung hidungnya terus menerus bergerak di pangkal leherku.
"Hmm." Ia mengendus bagian belakang leherku sebelum menggigit ujung daun telinga kiriku. Aku yang terkejut seketika menaikkan bahu. Jemariku meremas punggung tangannya. Wajahku terasa menghangat. Ini melebihi dari sentuhan ringan yang biasa ia lakukan. Tapi aku sadar aku tak berusaha untuk menghindar. Aku sedikit terkejut. Tapi ini anehnya terasa menyenangkan.
"Bagaimana kalau kita memesan makanan saja?" Sasuke bertanya. Sebenarnya pria itu terdengar seperti sudah memutuskannya. Ia juga kembali melepaskan celemekku.
Aku terkekeh. "Kau bilang ingin mencicipi makananku," kataku dengan nada menuduh yang dibuat-buat. "Kurasa kau tak serius saat mengatakannya."
"Hmm," gumamnya lagi. "Aku serius." Ia menghela napas setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Side Undercover
FanfictionStory List o Never Just be Friend o Stalker o Brother's Friend o I'm not Your Fans o A Little Braver o I say I Love You o Putus o Rain and Kisses o The Night Warrior o The Covenant of Marriage o Pain and Perfect Mate o Hanya Sakura o Dating Days For...