Part 16

3K 140 2
                                    

Hii🤟

How's your week? Hope it was good.
As usual, hari Jumat waktunya ketemu Kinanti (yang sekarang lagi liburan~)
Hope you guys enjoy~
Happy Friday 🍃

Selamat membaca

🐨🐨🐨

Pagi ini gua bangun kaya biasa. Shalat shubuh dan gak lanjut tidur. Berhubung ini lagi di tempat liburan, gua manfaatin buat buang semua residu kepusingan gua abis ujian kemarin dengan jalan-jalan di pinggir pantai. Kalian cari Reva? Dia masih tidur. Itu anak emang susah dibangunin.

Pakaian gua kali ini super simple. Gua pake set hoodie-jogger warna baby blue, kerudung instan warna putih dan sendal swallow andalan bangsa. Ssst! Jangan kasih tau siapa-siapa gua belum mandi. Gua cuma bersih-bersih aja tadi gak mandi lengkap. Lagian, kemarin malem udah jadi pagi ini masih wangi.

Matahari belum naik sempurna. Tentu. Ini masih jam 6 kurang. Pantai juga masih sepi banget dan kayanya cuma gua yang lagi jalan-jalan.

Di ujung laut yang gua liat, warna oren jadi warna diantara warna gelap. Cantik banget sumpah, masyaa Allah! Dengan itu, gua gak menyia-nyiakan kesempatan itu. Iya, pantai yang gua datengin ini emang kebagian sunset tapi waktu sunrise, masih tetep cantik kaya gua. Becanda, jangan emosi, ya.

Beberapa photo gua jepret pake kamera dan ponsel yang gua bawa. Objeknya selain langit, ada karang di pantai, kumbang, kapal nelayan yang kayanya udah gak kepake, dan beberapa penginapan yang ada spot uniknya.

Gak kerasa, gua udah jalan makin jauh dari penginapan. Hampir 2000 langkah kalau di handphone gua.

Langit udah makin terang. Beberapa penginapan di sekitar gua juga pada buka pintu yang mungkin buat nikmatin udara pagi. Tempat makan dan jajanan juga udah pada buka. Di sekitar sini emang ada pasar kering setau gua.

Dar! Hatiku sangat kacau…

Sudah dipastikan itu nada dering dari ponsel gua. Reva pelaku penelponannya.

“Kenapa?” Tanya gua masih sambil jalan. Rencananya gua mau ke pasar, cari jajanan buat sarapan.

“Bunda di mana?” lah gua kira Reva yang telepon. Ternyata Azka dengan suara beratnya yang kalau di denger cewek-cewek fansnya pasti pada mleyot. Gua yakin mereka baru pada bangun.

“Jalan-jalan. Di pasar,” jawab gua dengan suara agak keras karena pasarnya ternyata udah agak rame. “Udah pada bangun semua belum?”

“Reva belum, bunda.” Lah yang jawab beda lagi. Ini Adnan dengan suara serak-serak basah yang sama.

“Kok hpnya di kalian?”

“Kan kemarin malem Reva charge di kamar kita,” Jawab Azka. “Bunda kesana sendirian?”

“10 aja pak. Minta pake cabe, ya,” Kata gua ke pedangang gorengan. “Iya sendiri. Kalian mau sarapan dari penginapan apa beli di luar? Mumpung gua masih disini,” tanya gua ke yang pegang ponsel di ujung sana.

“Nasi kuning sabi, Bun!” Jawab Adnan teriak. Kayanya hpnya di loudspeaker dan Adnan jawab dari kamar mandi. Soalnya suaranya agak mendem.

“Oke gua beliin—Makasih, pak,” Gua jalan ke gerobak sebelah setelah masukin uang kembalian. “Nasi kuning aja? Novan udah bangun belum?” Tanya gua sambil berdiri di antara gerobak.

“Bentar bun, gua dobrak dulu pintunya,” jawab Azka dan kedenger suara lari setelah itu. Tuh anak beneran mau dobrak kamar Novan kayanya. “Bang Novan katanya mau rujak, bun,”

Kampus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang