Sekarang Kenlio tengah duduk di ruang santai dengan mulut yang penuh dengan permen.
Tadi dia dikasih sama abang paket yang kebetulan lagi nganterin paket ke mansion, Kenlio mah gatau isi paketnya apa yang penting dapet permen sebungkus.
Daffa yang baru saja pulang dari kantor melihat Kenlio yang membelakangi nya dan terlihat mulutnya seperti mengunyah sesuatu.
"Dek" Panggil Daffa.
Kenlio berbalik menatap Daffa, mulut dan tangan Kenlio sudah lengket karna permen yang ia makan.
"Makan apa?" Kenlio memperlihatkan permen yang ia makan ke hadapan Daffa.
"Adek dapet dari mana?" Daffa mengambil Bungkus permen dari tangan Kenlio, Daffa melihat Bungkus permen yang sudah berhamburan dimana mana.
"Tadi di kasih abang paket"
"Tukang paket sialan" Ucap Daffa dalam hati.
"Buka mulutnya terus keluarin permen yang masih adek kunyah itu" Daffa menadahkan tangan nya di bawah dagu Kenlio.
"Gamauu" Kenlio menutup mulutnya dengan rapat karna tak mau mengeluarkan permen yang ada dimulut nya.
"Makan nya itu satu satu dek jangan langsung semua masuk mulut nanti giginya sakit, keluarin!!" Daffa memencet mencet pipi Kenlio dengan pelan agar Kenlio mengeluarkan permen yang sudah ia makan.
"Eumm gamauu" Rengek Kenlio yang masih mengunyah permen.
"Kenapa Dad?" Ucap Fariz yang baru saja keluar dari kamarnya.
Tadi ia masuk kekamar untuk membuka paketnya, ia tak tau kalau si abang paket ngasih Kenlio permen.
"Ini loh si adek makan permen banyak gini nanti giginya sakit" Ucap Daffa, Fariz langsung menghampiri Kenlio dengan mata yang memandang Kenlio tajam.
"Buka mulut" Tangan Fariz sedikit mencengkram pipi Kenlio dengan pelan.
"Enggakk!! Denger ga sih!" Kesal Kenlio dan tanpa Kenlio sadari bahwa nada bicara nya sudah termasuk tinggi.
Pandangan Fariz semakin menajam, tanpa pikir panjang Fariz menarik tangan Kenlio dengan kasar ke arah kamarnya.
"Daddy gausah susah payah belain anak nakal ini" Ucap Fariz saat melihat Daffa yang akan menghentikannya.
"Tapi nak ja-" Sebenarnya Daffa hanya takut Fariz melukai Kenlio, ia tak tega jika melihat Kenlio kembali menangis.
"Daddy tenang aja" Ucap Fariz agar Daffa tidak khawatir.
"Jangan terlalu berlebihan" Fariz hanya mengangguk saja dan kembali menyeret Kenlio kembali.
Setelah sampai di kamar Fariz mengunci pintu kamar nya dan menyeret Kenlio masuk kekamar mandi.
"Buang permen yang ada di mulut mu itu" Ucap Fariz setelah sampai di kamar mandi.
"Mau dikasarin dulu baru mau nurut? Baiklah" Fariz melepaskan Ikat pinggang yang ia pakai.
"Keluarin itu atau abang pukul pakai ini" Kenlio kesal pun langsung mengeluarkan permen yang ada dimulut nya.
Fariz melotot melihat jumlah permen yang dikeluarkan Kenlio, Terlihat 10 permen yang Masih terlihat besar belum lagi yang sudah Kenlio makan selama perjalanan ke kamar mandi.
"Sebanyak itu? Kamu cari penyakit atau gimana ha?" Marah Fariz.
Plakk!!
Melayang sudah ikat pinggang Fariz ke pantat Kenlio.
"Hiks sakit, katanya ga di pukul kalau adek keluarin permen nya" Mata Kenlio berkaca kaca saat panas menjalar di pantat nya, tangannya sibuk memilin ujung baju yang ia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...