Pagi ini entah kenapa Kenlio sangat rewel sekali, seperti sekarang ini Kenlio menangis tak ingin ditinggalkan oleh Daffa yang akan berangkat kerja.
"Kenapa sih dek kok rewel?" Ucap Daffa, Kenlio tak mendengarkan perkataan Daffa ia malah semakin erat memeluk kaki Daffa.
"Hiks jangan p-pergi hiks ayah dirumah aja hiks hiks" Ucap Kenlio yang masih setia memeluk kaki Daffa.
"Kenapa? kan ayah mau kerja dek" Ucap Daffa yang sedikit kesusahan melepaskan pelukan Kenlio pada kakinya.
"Enggak! Ayah gaboleh pergi huaaaa Jangan tinggalin adekk!!" Bukannya berhenti menangis Kenlio malah semakin mengencangkan tangisan nya.
"Gapapa Dad pergi aja nanti si adek biar abang yang urus" Fariz menghampiri Kenlio dan berusaha melepaskan pelukan Kenlio.
"Enggak abang!! Huwee hiks hiks Huaaa" Kenlio terus mendorong Fariz yang akan mengambil nya dari Daffa.
"Iya iya ayah ga pergi jadi diam oke jangan nangis lagi" Daffa berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan Kenlio.
Daffa menghapus air mata Kenlio dengan telapak tangannya, kasihan sekali wajah anak kucing ini bibir nya melengkung kebawah dengan mata, hidung serta kedua pipi tembam nya yang memerah.
Kenlio merentangkan tangannya kehadapan Daffa, Daffa yang peka pun langsung mengangkat bayi besar ini ke gendongannya.
"Udah stop nangis nya yaa" Daffa mengambil beberapa helai tisu dan menghapus ingus Kenlio yang meler kemana mana.
"Ayah gaboleh p-pergi hiks" Ucap Kenlio dengan sesegukan, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Daffa mencari kehangatan disana.
"Iyaa ssttt cup cup gaboleh nangis lagi" Daffa membawa Kenlio ke taman yang ada di belakang mansion untuk mencari udara pagi yang segar.
Daffa berdiri dengan Kenlio yang ada di gendongan ala Koala nya, Daffa sedikit mengayunkan tubuh nya kekanan dan kekiri seperti menimang bayi.
Daffa sedikit memberi waktu kepada Kenlio untuk menenangkan diri entah lah anak itu seperti ketakutan sekali bahkan sampai sekarang pun Kenlio masih memegang jas kantor Daffa dengan erat, takut jika nanti Daffa akan tetap pergi.
Saat Daffa rasa Kenlio sudah cukup tenang baru lah Daffa dengan perlahan menanyakan alasan apa yang membuat Daffa tak boleh pergi.
"Kenapa adek ga bolehin ayah pergi?" Tanya Daffa dengan perlahan, ia takut jika Kenlio kembali menangis nanti nya.
"Semalem adek mimpi ayah tabrakan sama mobil lain sampai mobil ayah duarr, mobil ayah meledak terus keluar api apinya" Astaga lucu sekali cara Kenlio menceritakan mimpinya, entah lah Daffa harus memasang ekspresi wajah apa sekarang.
"Itu cuma mimpi dek, ayah kan super hero nya adek jadi ayah itu kuat" Ucap Daffa agar Kenlio tak terlalu memikirkan mimpinya, Daffa hanya takut Kenlio terus terbayang bayang akan hal itu.
"Berarti ayah punya kekuatan super Dong?" Tanya Kenlio yang sedikit tertarik dengan ucapan Daffa.
"Iya dong nanti ayah bawa adek terbang kelangit, kita lihat bintang sama bulan di atas sana" Mata Kenlio berbinar saat mendengar kata bulan dan bintang.
"Tapi kita berdua aja yaa? Gausah ajak abang" Daffa hanya menganggukan kepalanya saja.
"Baiklah jagoan ayah ini apakah tidak lapar?"
"Laparr!! Ayo beri aku makanan wahai super hero karna aku laparr, jika tidak aku akan memakan mu rwarrr" Ucap Kenlio dengan memasang wajah serta pose seperti akan menerkam Daffa.
"Hahaha baiklah Tuan lion kecil" Daffa menggendong Kenlio dengan sedikit berlari menuju ruang makan.
"Nanti kita makan banyak banyak yaa biar nanti Tuan lion kecil ini akan tumbuh menjadi besar" Ucap Daffa dan di balas anggukan oleh Kenlio.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...