Kini Kenlio sudah berada di gendongan Daffa, Dari tadi si Adek nangis terus gatau maunya apa.
Ayah aja udah bingung mau pake cara apa lagi, Jadilah sekarang cuma di gendong aja siapa tau nanti bobo sendiri.
Valdi sama Zee udah pulang tadi, Kenlio masih belum mau ketemu Valdi walaupun sudah tau kebenarannya.
"Adek sekarang udah ingat ya?" Daffa dengan perlahan mengajak Kenlio bicara.
Kenlio belum membalas ucapan Daffa sambil memainkan kancing baju milik Daffa.
"Hm?" Daffa mendudukkan dirinya di sofa yang ada disana, Dengan Kenlio yang sekarang berada di pangkuan nya.
"Haus Ayah.." Hadehh baru juga nih pantat nyentuh sofa udah di suruh berdiri lagi ngambil minum.
Jadilah Daffa dengan terpaksa berdiri lagi untuk mengambilkan Kenlio minum, "Pelan pelan" Daffa menyodorkan gelas berisi air putih.
"Enggak mau itu" Kenlio menggeleng dan sedikit mendorong gelas yang diberikan Daffa.
"Katanya Adek haus?" Daffa meletakkan lagi gelas itu keatas meja.
"Gamau itu!"
"Iya Adek maunya apa nak? Bilang sama Ayah Adek mau apa, Kalau Adek gabilang Ayah mana tau" Daffa mendudukkan Kenlio dengan pelan di atas kasur.
"Susu ya? Adek mau susu?" Kenlio mengalihkan pandangan nya tak mau menatap Daffa, Ngambek ceritanya.
"Gak!" Bibirnya manyun banget sama pipinya juga udah merah.
Daffa cuma bisa mengusap dadanya sabar, "Ayah suruh Tyo beli dulu ya.." Tanpa menunggu jawaban dari Kenlio, Daffa langsung saja berjalan keluar menemui Tyo yang berdiri di depan ruangan milik Kenlio.
"Tyo belikan susu sama temen temennya itu, Pacifier Adek juga ambil di Mansion jangan beli baru di tempat sembarangan" Setelah itu Daffa kembali masuki kedalam ruangan Kenlio.
"Napa cih ngambek teyuss anak Ayah" Daffa mencubit dengan gemas pipi Kenlio.
"Jangan cubit cubit!" Kesal Kenlio sedikit memukul pelan tangan Daffa.
"Ouchh galaknya ini bayi" Daffa terkekeh melihat wajah kesal Kenlio yang terlihat lucu.
Saat sedang asik menjahili Kenlio, Pintu ruangan Kenlio terbuka menandakan ada orang yang datang.
Daffa menoleh guna melihat siapa yang datang, Dan ternyata itu Fariz dengan 2 anak ayam yang mengekorinya dari belakang.
"Tumben kamu akur sama dua anak ayam ini Bang" Fariz melihat Daffa dengan wajah masamnya.
Fariz bejalan mendekati Kenlio tapi sudah lebih dulu di terobos sama dua anak ayam tadi, Siapa lagi kalau bukan teman teman tengil Kenlio.
"Hueee kangen banget sama lo!" Pekik Zaky dan Zidan sembari memeluk Kenlio.
"Bocah!" Wajah Fariz bertambah masam, Untung saja tadi ga sampai jatuh, Kalaupun iya habis tuh mereka berdua sama Fariz.
"Ngalah kenapa sih Bang" Ucap Daffa dengan sedikit tertawa kecil.
"Lagian kenapa bisa bareng mereka?" Tanya Daffa menghentikan tawa nya dan melangkahkan kakinya menuju sofa untuk memberikan ruang antara Kenlio dan teman temannya.
"Gatau ngikutin mulu itu bocah berdua" Fariz menaruh jas nya di sofa dan ikut duduk disana.
"WAH DEMI APA!" Heboh keduanya, Membuat Daffa dan Fariz tersentak kaget.
"Terus terus" Mereka terlihat sangat asik bercerita sampai mengabaikan Daffa dan Fariz.
"Itu Adek udah ingat lagi?" Ucap Fariz bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...