"Abang" Fariz mengalihkan perhatiannya dari laptop untuk menatap asal suara.
dapat ia lihat Kenlio dengan wajah bantal nya, dengan menggunakan piyama biru bergambar pororo yang Kenlio pakai.
"Kemari" Kenlio berjalan dengan lemas menuju Fariz yang duduk di kursi kebanggaan nya.
'Hap'
Kenlio sedikit terkejut saat tubuhnya tiba tiba di angkat, Namun ia juga nyaman karna menyadarkan tubuhnya di dada bidang sang abang.
Posisi Kenlio sekarang adalah duduk di pangkuan Fariz, Menikmati usapan lembut yang Fariz berikan, Duh Kenlio kan jadi mengantuk lagi.
"Pacifier?" Tanya Fariz masih dengan tangan yang mengusap usap punggung Kenlio.
"Dotdot nya adek kasih Tyo"
"Yaudah"
"Abang kok kerja terus?" Memang akhir akhir ini Fariz sibuk dengan pekerjaannya karna Fariz berencana untuk membuka cabang baru di kota lain, Dan terhitung sudah cukup lama Kenlio dan Fariz tidak bertemu, Membuat bayi besar ini merindukan sosok si abang.
Fariz selalu pergi pagi dan pulang larut malam, yang dimana jika pagi bayi ini masih bobo terus kalau larut malam bayi nya suka udah bobo duluan makanya ga sempet ketemu.
"Abang jadi jarang main sama adek"
"Iya sorry baby" Fariz mengeratkan pelukan nya merasa bersalah karna telah mengabaikan mahluk menggemaskan ini.
"Engga adek maafin" Fariz memasang wajah bingung.
"Kenapa?"
"Ada syaratnya dulu abang" Kenlio mendongak guna menatap Fariz yabg jauh lebih tinggi darinya.
"Hm?" Balas Fariz lalu membenarkan kacamata yang sedikit melorot dari hidung mancung nya.
"Abang tenang aja syarat nya dikit kok"
"Yang pertama, Hari ini abang harus sama adek terus"
"Yang kedua, Abang harus jajanin apapun yang adek mau"
"Yang terakhir, Abang harus bolehin adek mam pedes sama permen"
"Gimana?"
"Tidak"
"Abang adek udah ngomong panjang lebar sampai mulut adek cape bilangnya terus abang malah jawab gitu ajaaa!!" Kenlio merengut sebal dengan pipi yang memerah karna menahan amarah.
"Tidak yang terakhir"
"Abanggg!!!"
......
Disini lah Kenlio dan Fariz berada, Di pusat perbelanjaan ya karna untuk mengabulkan permintaan si tuyul Daffa ini.
Fariz rela ninggalin pekerjaannya takut tuyul Daffa ini ngambek."Hari ini jajannya harus warna biru semua" Jadi harus kalian ketahui guys Kenlio ini tanpa ngang ngeng ngong lagi langsung cus buat jajan, Dia pergi masih pakai piyama pororo biru yang ia pakai tadi.
Berbanding terbalik dengan Fariz yang rapi dan terlihat lebih segar enak di pandang gitu.Kenlio berjalan lebih dulu diikuti Fariz yang mendorong troli untuk menampung jajanan Kenlio.
semua lorong bagian makanan sudah hampir Kenlio lewati semua, Sekarang saatnya Kenlio melewati rak yang berisi berbagai macam permen.
Mata Kenlio menangkap satu permen yang hanya tersisa satu bungkus lagi dan sialnya bungkus permen itu berwarna biru.
Saat tangan Kenlio menggapai permen tersebut ada tangan lain juga yang ingin mengambil permen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...