"Huweee gimana abang!" Tangisan Valdi memenuhi ruangan yang biasanya mereka gunakan untuk berkumpul.
Dirgara juga keliatannya udah pusing banget liat si Dedek rewel gini, Susah diemnya soalnya.
"Abang kenapa diam aja!" Valdi mendongak guna menatap Dirgara.
sekarang memang posisinya Valdi berada di pangkuan Dirgara."Iya Dedek sabar dulu, Abang ga bisa mikir kalau Dedek nangis mulu" Dirgara menyisir rambut Valdi yang basah menggunakan jari tangannya.
Haikal yang selalu di panggil Ikal itu hanya duduk dan memperhatikan miniatur rumah Valdi yang rusak itu, Siapa tau bisa di perbaiki.
Tadi juga ia kaget saat di suruh datang ke sekolahan Valdi, Haikal kira ada sesuatu yang terjadi tapi ternyata hanya untuk membawa miniatur rumah ini, Karna cukup sulit jika dibawa pakai motor.
Dirgara mengeluarkan Handphone nya saat ada pesan yang masuk.
Dirgara meletakkan Handphone nya di atas meja, Tidak berniat untuk membalas pesan tersebut.Tak lama anak anak pun turun dengan tergesa-gesa menghampiri Valdi yang masih menangis di pangkuan Dirgara.
"Dedek kenapa Bang?" Pemuda yang bernama Dean itu berjalan mendekati Dirgara, Disusul dengan yang lainnya.
"Ini apaan?" Ucap pemuda bernama Jeff memperhatikan Miniatur rumah yang ada di atas meja.
"Ini itu tugas sekolah nya Dedek, Miniatur rumah ini bakalan di kumpul besok" Sahut Haikal.
"Terus kenapa rusak gini?" Ucap Tirta.
"Si Dedek jatuh terus miniatur rumah nya jatuh juga makanya itu sebagiannya rusak" Jawab Dirgara.
"Zero, Tolong ambilkan Celo di kamar gue" Pemuda yang diketahui bernama Zero itu pun langsung Keatas untuk mengambil Celo si boneka kodok Valdi.
"Gini aja mumpung masih ada waktu, Sebagian dari kalian pergi buat cari bahan bahannya, Terus yang lainnya dirumah buat bikin ulang miniatur nya" Ucap Haikal.
"Carinya mencar aja biar cepet" Mereka dengan cepat bersiap dan pergi mencari bahan yang di perlukan.
"Nih bang" Zero memberikan Celo.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...