Daffa kini berlari dengan cepat menelusuri lorong rumah sakit, Jantungnya berdegup sangat kencang saat dirinya mendapatkan telpon dari Dokter yang memang bertugas merawat Kenlio.
Sama rasanya seperti saat dulu ia mendapatkan kabar Kenlio dari temannya.
Pesan suara yang dulu dikirimkan Kenlio masih tersimpan di handphone Daffa.
Daffa tak akan pernah memutar pesan suara itu untuk kedua kalinya, Mendengar rintihan Kenlio disana membuat rasa sakit yang mendalam di hatinya.
Kakinya Daffa terhenti tepat di hadapan pintu ruangan Kenlio, Ada rasa takut di dalam hati Daffa saat akan membuka pintu itu.
Setelah meyakinkan dirinya, Akhirnya Daffa membuka pintu itu.
Dilihatnya seseorang yang terbaring di atas brankar, Seseorang yang tak pernah ia jenguk keberadaan nya.Langkah kaki Daffa terdengar jelas saat mendekati Kenlio, Ia usap pipi yang selama ini tak pernah ia usap lagi.
Diciumnya agak lama Dahi Kenlio, Membuat Kenlio membuka matanya guna menatap seseorang yang ada di hadapannya.
Daffa terdiam, Bingung melihat Kenlio yang membuka matanya, "Adek?" Suara lembut milik Daffa terdengar.
Kenlio tak menjawab, Dia hanya diam sembari terus menatap Daffa. "Anak Ayah.." Daffa cium tangan yang lebih kecil darinya.
Inilah alasan kenapa dirinya tak pernah datang, Setiap kali melihat Kenlio, maka dirinya akan menangis saat itu juga.
Dirinya lemah selemah lemahnya saat menatap tubuh tak berdaya Kenlio.
Ceklekk!
"Tuan Daffa?"
Daffa menoleh guna menatap Dokter yang baru saja masuk kedalam ruangan Kenlio.
"Kenlio sudah mulai membaik Tuan, Tinggal menunggu pulihnya saja. Tulang hidung dan jarinya juga sudah cukup membaik"
"Besok akan saya lakukan pemeriksaan lebih lanjut, Saya turut bahagia melihat Kenlio sudah sadar sekarang"
Daffa tersenyum bahagia, Dan terasa lega mendengar kata kata itu, "Terimakasih Dokter" Balas Daffa.
"Terimakasih sudah berjuang Adek" Daffa kembali lagi menghadap Kenlio.
Wajah Kenlio terlihat kebingungan, "S-siapa?" Suara serak Kenlio terdengar membuat senyuman Daffa luntur seketika.
Apa maksudnya? Mungkinkah Kenlio lupa pada dirinya akibat ia tak pernah datang menjenguk Kenlio?.
"Ini Ayah nak, Ayah Daffa"
Kenlio menggelengkan pelan Kepalanya tanda jika dirinya tak tau siapa orang yang dihadapannya saat ini.
Daffa terdiam karna masih bingung dengan ketidaktahuan Kenlio atas dirinya, "Dokter?" Daffa menatap Dokter dengan wajah bingungnya.
Dokter yang di tatap pun ikut kaget saat Kenlio tak mengingat Daffa, "Untuk ini jujur saya tidak tau Tuan, Tapi mungkin akibat benturan keras pada kepala Kenlio membuat dirinya sedikit kehilangan memorinya" Jelas Dokter itu.
"Besok akan saya lakukan pemeriksaan pada bagian kepalanya"
Dengan perasaan yang campur aduk, Daffa hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan Dokter.
"Adek beneran ga ingat Ayah hm?" ucap Daffa kembali sembari mengusap rambut Kenlio dengan pelan.
Kenlio menggeleng pelan membuat Daffa menghela nafasnya. Ia senang saat tau Kenlio sudah sadar kembali, Tapi ada rasa sedih dihatinya ketika Kenlio tidak mengingat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLIO
Random"Om angkat Gue jadi anakmu"-Kenlio "Oke"-Daffa "Bercanda doang om"-Kenlio "Tapi saya tidak bercanda"-Daffa Awalnya KENLIO hanya ingin bermain-main saja, Tapi Pria paruh baya ini benar benar menganggap serius ucapan Kenlio, Lebih parahnya hari itu ju...