PART 15

45.1K 3.7K 87
                                    

Pagi ini Billi tidur dengan rasa sesak di dadanya, entahlah tapi seperti ada beban berat yang menimpanya.

Billi membuka matanya dengan perlahan, pantas saja ia merasa sesak lihatlah bayi besar yang tertidur di atas tubuhnya. Entah sejak kapan sudah berganti posisi seperti ini.

"Bangun lo" Ucap Billi dengan mengguncang pelan tubuh Kenlio.

"Eunggg Nanti kakak" Kenlio menggeliat sebentar lalu kembali melanjutkan tidur nya.

Billi mengangkat Kenlio untuk ditidurkan di samping nya, Kenlio pun tak ada pergerakan sama sekali. Bocah itu masih menikmati tidur nya.

Billi bangkit dari kasur dan melangkahkan kakinya kedapur, ia ingin air dingin untuk menyegarkan tenggorokannya.

"Nak" Kegiatan Billi mengambil air terhenti saat suara yang sangat ia kenali memanggilnya.

"Tadi Daddy liat kamu tidur sama adek, emm kamu sudah menerimanya?" Dia Daffa, ternyata Daffa sudah pulang setelah beberapa hari ini tak terlihat.

"Lalu?" Bukannya menjawab, Billi malah melontarkan pertanyaan juga.

"Maksud Daddy emm kalau kamu sudah menerima adek itu bagus berarti kamu sudah melupakan kejadian itu" Ucap Daffa.

"Maksud Daddy? Melupakan kejadian itu? Kejadian yang membuat mental ku hancur dan membuat ku hampir gila apakah bisa aku melupakan nya?"

"Aku tak habis pikir dengan Daddy, dulu Daddy menyembunyikan ku dari publik karna Daddy malu memiliki anak yang hampir gila!!"

"Daddy mengirim ku keluar negeri untuk melakukan pengobatan di psikiater, Daddy pikir aku gila?"

"Saat aku pulang, ini yang kudapat? Bertahun-tahun aku menjalani pengobatan hanya untuk mendapatkan kejutan ini?"

"Tak ada kabar satu pun dari Daddy ataupun Abang? Kabar siapa lagi yang harus ku tunggu? Mama?" Ucap Billi dengan mata yang berkaca kaca.

"Daddy lupa aku hampir gila karna apa?"

"T-tidak nak, Daddy tidak berpikir kalau kamu akan salah menilai perlakuan Daddy seperti ini" Daffa sedih melihat anaknya seperti ini, Daffa melakukan itu dengan maksud yang baik.

"Daddy menyembunyikan mu dari publik karna Daddy tau jika kamu terlihat dipublik, kamu akan mendapatkan pertanyaan dan hinaan yang membuat mu semakin terpuruk nantinya"

"Daddy dan abang tak menanyakan kabar mu karna kami tak ingin mengganggu pengobatan mu, jujur saja nak jauh di lubuk hati Daddy. Daddy selalu merindukanmu"

"Kedatangan mu lah yang paling Daddy tunggu tunggu, kedatangan mu dengan wajah yang tampan dan tubuh yang sehat, itu yang selalu Daddy nantikan" Jelas Daffa.

"Lalu kenapa dia ada? Dia membuat ku selalu teringat dengan kepergian mama"

"Aku tak ingin adik dad, aku takut" Daffa langsung membawa Billi kedalam pelukannya.

"Maafkan Daddy nak, Daddy juga merasa kan rasa sakit itu" Ucap Daffa semakin mengeratkan pelukannya.

Flashback...

"Hanya ada satu pilihan Daffa, istri mu atau anakmu" Daffa terduduk lemas saat David sang dokter yang menangani istrinya yang ditengah tengah hidup dan mati.

"Tak bisa kah kau menyelamatkan istri dan anakku?" Ucap Daffa dengan mulut yang bergetar tak lupa dengan lingkar hitam yang terlihat dimatanya, ini pilihan yang berat.

"Tak ada waktu lagi Daffa, cepat katakan siapa yang ingin kau pilih" Ucap David.

"S-selamatkan istriku" Setelah mengatakan itu Daffa menelukupkan wajahnya di lipatan tangannya, menangis disana.

KENLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang