PART 9

48.2K 4.3K 144
                                    

pagi ini di meja makan hanya ada keheningan, semua orang yang makan memilih untuk diam membisu bahkan Kenlio yang biasanya cerewet pun ikut diam.

Ia tau keadaan seperti ini tidak cocok untuk banyak berbicara karna mood semua orang bisa saja hancur dalam sekejap.
Keheningan berlangsung lama hingga seseorang berdiri dari kursinya.

"Aku selesai" Seluruh pasang mata menatap punggung yang kini sudah menjauh, Dia Billi.

"Lanjutkan sarapannya" Ucap Daffa.

Setelah beberapa menit sarapan pun selesai, hari ini Kenlio tidak sekolah karna libur makanya dia santai engga gelabakan kayak biasanya.

"Ayah kerja dulu ya dek, jangan nakal sama kakak yaa" Ucap Daffa sambil mengusap rambut Kenlio.

Dimana Fariz? Fariz pagi pagi sekali sudah berangkat ke Bandara untuk penerbangan ke Negara Korea, si adek emang gadikasih tau nanti nangis mau ngikut.

"Okeii, baybay ayahh" Ucap Kenlio setelah mobil Daffa pergi.

Kenlio masuk kedalam ia berniat untuk mencari sesuatu yang menyegarkan di kulkas, Saat akan melewati ruang makan Kenlio melihat Handphone yang sepertinya milik Billi.

"Sebenernya males tapi gapapa deh buat ngurangin dosa" Kenlio mengambil Handphone Billi dan mencari sang pemiliknya.

Kenlio berkeliling mencari Kamar Billi dan akhirnya ia sampai dengan nafas yang terengah engah, karna ia keliling Mansion dulu buat cari kamarnya si Billi dan bodohnya ga nanya sama maid atau bodyguard.

Tok..Tok...Tok

Berulang kali Kenlio mengetuk pintu namun sama sekali tak ada sahutan atau tanda tanda pintu yang akan di Bukakan.

"Woy budek buka kek!!" Teriak Kenlio semakin mengencangkan ketukkannya, sampai pintu pun akhirnya terbuka.

"Gausah ganggu gue" Akhirnya sang pemilik kamar pun keluar, sebenarnya Kenlio ingin marah tapi saat melihat mata Billi yang memerah ia mengurungkan niatnya tersebut.

"Kakak gapapa?" Ucap Kenlio maju dan berniat akan memegang pipi Billi, belum sampai tangan Kenlio memegang pipi Billi tapi sudah ditepis lebih dulu oleh Billi.

"Gue peringatin ya sama lo, lo itu cuma sebagai anak angkat disini jadi lo gausah ngerasa lo udah jadi tuan rumah disini"

"Gue muak liat muka lo yang sok imut di depan Daddy gue, walaupun gue disini baru sehari tapi liat muka lo udah bikin gue muak"

"Suasana rumah ini berubah gara gara lo, lo tuh jadi pengganggu disini dan lo udah jadi penghalang antara gue dan Daddy" Ucap Billi dengan wajah yang terlihat memendam emosi.

"Sorry aja nih yaa, tapi gue ga nyuruh lo buat liatin muka gue sampe lo muntah darah sekalipun" Hey ayolah ngapain sad, ini Kenlio.

"Lo mikir bego, lo tiba tiba aja ngambek sama ayah lo tanpa kasih dia waktu buat ngejelasin, dan tanpa sepengetahuan lo itu, lo jadi asal ceplos aja kalau omongan"

"Gue diem bukan berarti gue takut sama lo, tapi gue ngehormati ayah lo yang udah baik sama gue dan mampu bikin hidup gue perlahan lahan berwarna lagi"

"Masalah anak angkat, ya gue akuin gue anak angkat terus kenapa? Mau gue angkat juga lo?sini gue gendong" Billi semakin menatap kenlio tajam, apa apaan bocil satu ini.

"Nih hp lo, gausah makasih gabutuh juga" Pd Banget nih bocah.

"Udah sana sana masuk lagi lo ke dalem goa" Setelah itu Kenlio turun meninggalkan Billi yang tak tau harus mengekspresikan wajih seperti apa.

Kenlio turun menuju ruang santai, ia bosan biasanya ada Tyo buat diajakin main, Tapi Tyo di bawa ayah kekantor.

"Jadi ga mood, ayah lama banget pulangnya" Ucap Kenlio padahal Belum sampai 1 jam Daffa pergi.

KENLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang