Vote, follow, baca ;)
Pendar surya sudah semenjak lama lepas tahta. Membawa petang melingkup di atas pukul sepuluh. Gelap, sunyi. Rumah besar milik Nichkhun seolah tanpa penghuni.
Kembali dari rutinitas di kamar mandi, Ohm dikejutkan dengan eksistensi Nanon yang masih terjaga duduk di ranjang mereka.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Ohm mengikuti sang kekasih menyandar punggung pada kepala ranjang. Membuat Nanon otomatis menggeser duduk mendekat, menyenderkan kepala di pundak lebar si tampan.
"Nggak bisa tidur. Belum terbiasa sama kamarnya."
Ohm tak menjawab lewat kata. Hanya jemarinya yang terulur memainkan anak rambut Nanon sembari mengecupnya.
"Ohm, aku kangen kamar kita."
Kamar kita katanya. Apa Nanon lupa kamar apartment lusuh itu sebenarnya hanya milik Ohm saja?
"Yang nyuruh pindah ke sini siapa emang?" Tanya Ohm main-main setelah mencubit hidung bangir Nanon.
Bibir sewarna peach milik si manis dimajukan, merajuk. "Ya aku kira ini yang terbaik. Eh, aku boleh ke kamar Dew lagi nggak, Ohm? Di sana banyak lukisan aku pasti bakal lebih ngerasa tenang."
Nanon dan kesukaannya dalam melukis. Ohm tak kaget harusnya.
"Gimana? Boleh kan?" Pertanyaan diulang karena Ohm tak ada jawaban.
"Iya, boleh. Tapi ke sana sendiri berani kan?"
Si manis mengernyit dahi. "Loh, kamu nggak mau ikut?"
Sang berandal menggeleng.
"Ya udah aku ke sana dulu." Pamit Nanon sebelum Ohm memegangi pergelangan tangannya mencegah pergerakan si manis.
'Kenapa?' tanya Nanon lewat tatapan mata.
Butuh lima detik sampai Ohm kembali bersuara. "Hati-hati aja."
"Hati-hati? Buat apa? Aku nggak pergi jauh loh, Ohm." Tentu saja Nanon heran.
Lelakinya menggeleng. "Aku cuma ngerasa aneh aja tiap masuk kamar Dew. Nggak tau, pokoknya hati-hati."
"Iya iyaa.." berakhir Nanon yang mengiyakan saja. Lalu beranjak pergi meninggalkan Ohm yang diam mengawang ke atas langit-langit dengan banyak memori acak menyakiti kepala.
Dew. Sebenarnya Ohm menyayanginya atau membencinya?
....
Alasan Nanon untuk kembali ke kamar Dew tak sepenuhnya bohong. Ia butuh ketenangan. Tapi tujuan utamanya bukan itu. Nanon merasa tempat itu punya aura berbeda yang memanggilnya untuk menelusuri jejak masa lalu yang masih tersembunyi. Tentang Dew, tentang Ohm, dan hubungan rumit keluarga mereka yang disimpan rapat oleh si kembar muda.
Rumah Nichkhun itu sangat besar. Pernah disebutkan juga kan? Maka tak heran Nanon sempat tersesat sejenak menemukan kamar Dew meski tadi siang ia sambangi ke sana. Ah, tolong jaga rahasia. Kalau Ohm tahu Nanon tersesat pasti si tampan akan merespon dengan tawa terbahak.
Beruntung akhirnya kamar berbau debu itu Nanon temukan setelah menaiki tangga spiral yang lumayan tinggi. Gelap. Sangat gelap. Lebih gelap dari pada tadi siang.
Satu saklar yang Nanon temukan setelah meraba dinding hanya bisa menerangi dengan cahaya temaram. Namun bukannya takut, Nanon malah merasa nyaman dengan raut kagum pada tiap lukisan yang kian mempesona disapu remang cahaya.
"Semuanya wajah Ohm." Lirih Nanon menelusuri lukisan demi lukisan milik Dew yang menampilkan gores tegas wajah Ohm dalam usia sekolah menengahnya.
Apa Dew nggak ngerasa aneh ngelukis orang yang wajahnya sama persis kaya dia? -pikiran Nanon terpengaruh juga oleh pendapat Ohm yang sempat didengarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARES (OhmNanon)
FanfictionAres; Dewa perang dalam mitologi kuno Yunani. Putra Zeus dan Hera yang lekat akan kebrutalan, liar, darah, dan kehancuran. Bagi Nanon, Ohm adalah perwujudan Ares di dunia nyata. Brutal, semena-mena, tak bisa lepas dari kekerasan, namun parasnya beg...