11. How If i stay in paris?

6.4K 637 14
                                    


************
Lisa POV

Sudah 1 jam kami berdua menyandarkan tubuh diheadboard ranjang kamar jennie, dia merebahkan kepalanya dibahuku, kami hanya diam tanpa sepatah katapun, tenggelam dalam pikiran kami masing-masing.

Setelah perbincangan kami dan orangtua jennie, aku semakin berpikir keras dan yakin memang kami terlalu santai dalam hubungan ini.

"Li"

"Hmmm"

"Apa kau memikirkan apa yang kupikirkan"ucap jennie lirih

Lalu seketika kami memiringkan wajah dan saling menatap dengan mengernyitkan dahi kami.

"Kau ingin menikah? / kau ingin menikah?"ucap kami serempak dengan kalimat yang sama

"Omo ! Daebak kau membaca pikiranku"ucap jennie seketika memegang kepalaku dengan kedua tangannya

"Lalu bagaimana sekarang?"tanyaku cemas

"Molla"jawab jennie meluruskan kembali pandangannya kedepan dengan mengangkat kedua bahunya

"Lisaya, mengapa kau terlihat sangat santai tadi?"tanya jennie lirih akupun ikut meluruskan pandanganku kedepan.

Sepertinya ini waktu yang tepat untuk kami membahasnya, aku menghela nafas kasar sebelum memulai pembahasan ini.

"Daddy dan mommy juga membahas itu padaku sebelum aku kembali kesini"

"Jinjjayo?"ucap jennie terkejut dan aku hanya menganggukan kepalaku

"Omo omo eotteoke ! apa kedua orangtua kita bersekongkol li"jawab jennie risau memegangi kepala dengan kedua tangannya

"Molla"jawabku menaikkan kedua bahuku namun jennie memukul lenganku

"Yaaak ! Pikirkan lisaya"

"Wae?! Kau saja niniyaa"

"Yhaisst kenapa aku, kajja pikirkan bersama"ucap jennie merangkul lenganku agar lebih merapat kepadanya

Kami kembali bergelut dengan pikiran masing-masing, bukan aku tidak ingin menikah namun itu terlalu cepat, kami bahkan masih senang seperti ini, aku takut kehidupan setelah menikah akan lebih menyeramkan.

"J mari bicara serius sekarang, kau jangan terus bercanda nini yaa"

"Kau saja yang sedari tadi tidak serius, mari bicarakan"

Kami memposisikan diri, duduk berhadapan dengan bersilang kaki.

"Apa maumu?" Uacpku dengan mengangkat sedikit wajahku

"Yang benar saja lalisa, kau mau berdiskusi atau menantangku, turunkan rahang dan alismu YAAK !"ucap jennie kesal dan aku terkekeh

Benar saja karena aku seperti menantangnya saat ini dengan menaikkan rahang dan alisku, aku tidak hentinya tertawa lepas.

"Kau senang sekali memancing emosiku aish, sama saja seperti eomma"dengusnya kesal

"Mian mian aku serius sekarang, apa hubungan kita akan mengarah kesana?"

Jennie hanya memainkan bibirnya dengan mata tidak jelas mengarah kemana seraya berpikir.

"Jelas saja iya, apa kau tidak ingin?"

"Yaak kau ini mana mungkin tidak, jelas ingin tapi untuk kapannya aku belum tahu, kita tidak pernah membahasnya, kita terlalu nyaman seperti ini apa kau tidak merasakan bahwa memang kita terlalu acuh untuk membahas tentang pernikahan"

"Pemikiranku juga seperti itu lili, jika ternyata mereka sebenarnya ingin kita menikah apa kau siap?"

"Kau bagaimana apa siap?

The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang