************
Author POVBukankah pernikahan adalah awal dari hubungan yang sesungguhnya ? Tidak ada jaminan apa yang terjadi ditengah bahkan hingga akhir. Maka jalani saja karena tidak pernah ada yang pasti didunia ini, rasa kecewa, suka, duka, patah hati, terluka dan menyakiti semua akan hadir silih berganti, meskipun hal itu tidak pernah direncanakan, tapi percayalah pernikaham tidak menjamin perselisihan akan berkurang, justru sebaliknya.
Seperti apa yang selalu kedua insan ini lalui selama hubungan mereka berjalan, hal kecil saja selalu mereka jadikan perdebatan, lalu bagaimana nanti ketika setelah mereka menikah, tidak bisa dibayangkan.
Namun mereka berjanji dengan sepenuh hati untuk tidak saling meninggalkan, itu adalah janji jennie dan lisa saat ini dan seterusnya.
Keduanya begitu cantik dibalut gaun putih elegan yang menghiasi tubuh mereka, begitu anggun dan bersinar. Mereka berdiri didepan altar, dua orang wanita yang saling mencintai, menjalin hubungan yang sudah terlalu lama tanpa kejelasan akan sebuah komitmen, namun pada satu titik mereka menemukan jawaban dan keberanian untuk memulai sebuah kehidupan yang baru
"Lili"
"Yes honey"
"You look so gorgeous, can we just skip this part"
Ucap keduanya seraya berbisik, jennie tidak hentinya mencuri pandang kekasih disampingnya melalui ujung sudut matanya, jelas saja dia terpesona dan kagum serta bersyukur karena akhirnya mereka akan saling memiliki seutuhnya.
"Tidak bisa, aku ingin memilikimu dulu seutuhnya, tidakkah kau bercermin, lihatlah betapa anggun, cantik dan manisnya dirimu hari ini"
Mereka saling memuji dan tersenyum dalam keheningan, seorang putri untuk seorang putri, bukan pangeran, keduanya menciptakan istana mereka sendiri.
Inilah saatnya mereka mengucapkan janji suci pernikahan, bukan lagi janji biasa namun sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh keduanya.
Mereka saling berhadapan, pendeta masih berbicara, keduanya menatap penuh cinta, ini jarang terjadi mungkinkah mereka bisa, biasanya hanya tawa ketika mereka saling menatap.
Jennie mulai menggulum senyumnya mencoba menahan tawanya, pertanda lelucon itu akan kembali muncul sama seperti disaat kejadian pre-wedding, lisa hanya sedikit memicingkan mata menatap jennie, menatap curiga akan wajah calon istrinya saat ini.
Jangan mulai nini, kau diam jangan sekalipun kau tertawa kali ini.
Gumam lisa sangat lirih, hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.
Kau yang diam jangan meresponku, tundukan saja kepalamu lihat kebawah lisaya.
Bagaimana bisa, siapa yang harus aku tatap semut dibawah sana, haruskah aku menikahi mereka.
Mereka tak henti bergumam hingga jennie memalingkan pandangannya sejenak menahan bibir yang tak kuat menahan tawa. Jennie menarik nafas dalam berusaha menetralkan situasinya saat ini.
Aku tidak ingin menatapmu ketika mengucap janji, kita lihat kedepan saja wajahmu menggelikan lili.
Mworago? Baru saja kau memujiku cantik aissh, tertawa sekarang saja jangan nanti, palli
Jangan memancingku lisayaaa aku mohon, aku tidak tahan menahan bibirku astaga ya tuhan, kau tidak lihat wajahku sepertinya sudah merah.
Sementara ditempan lain, eomma dan sahabat-sahabat mereka sibuk memperhatikan keduanya yang terlihat sedang bergumam menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Of The Married - JENLISA GxG
Romance⚠️‼️❌️PURE GXG NO MISGENDERING ❌️‼️⚠️ Cerita ini terlalu ringan untuk yang lebih menyukai konflik pelik. 🙏 semoga enjoy