35. Aurora

4.5K 452 8
                                    

************
Jennie POV

Aku dan lisa sudah berada dalam penerbangan, lisa memilih menggunakan private jet, dia tidak ingin ada yang mengganggu, karena perjalanan ini cukup panjang, menurutnya.

"Lili mengapa menggunakan private jet isssh kau ini, senang sekali membuang-buang uang, kau boros sekali lisayaa"ucapku kesal

"Memangnya kau tidak, kau lupa berapa ratus juta yang kau habiskan ketika kita liburan dan berbelanja di amsterdam, aigoo ! Kau membabi buta nini bahkan melebihi 1 m"

"Yaaaak, ratusan juta itu karena berdua denganmu isssssh, kaki panjangmu itu tidak hentinya berjalan keluar masuk store, aku yang mengekorimu lisayaa"ucapku geram dan lisa hanya terkekeh.

Aku dan lisa memang tidak bisa disatukan jika sudah berhubungan dengan belanja entah pakaian, aksesoris dan gilanya make up, kami bisa menghabiskan berjam-jam tanpa melihat harga sekalipun.

Meskipun lisa tidak terlalu feminim tapi urusan make up jangan ditanya, peralatan dan perlengkapannya lebih banyak miliknya dibanding milikku.

"Tetap saja itu uangku"ucapnya ketus dan aku menarik kupingnya perlahan

"Omo ! Kau perhitungan padaku jinjja?! Yaaaak lalisa !"

Aish bisa-bisanya dia berbicara seperti itu dan dia hanya tetap tertawa keras melihatku kesal, seperti biasa.

Aku benar-benar tidak tahu apapun tentang rencana lisa ini dan dia belum mengatakan padaku kemana tujuan kita, sedikitpun.

"Pulang nanti jangan menggunakan private jet, pesawat biasa saja tapi first class"

"Membiasakan diri hon"ucap lisa dengan senyum menyebalkan diwajahnya

"Maksudmu ?"tanyaku memicingkan mata padanya

"Private jet my baby"

Mwo ! Jadi dia serius dengan ucapannya tentang membeli private jet, aisssh bisa-bisanya dan untuk apa, aku tidak akan membiarkan itu terjadi lalisa.

"Yaaak ! Tidak ada, kau tidak boleh membeli private jet, aku akan sangat marah lili"ucapku menatap tajam lisa dan dia hanya terkekeh seraya mencibirku

"Waeyo? Ini juga untukmu nini, kita bisa bertemu kapanpun"

"Shireo ! Aku tidak butuh private jet, big no lalisa, lebih baik kau katakan padaku kita akan kemana liliiiiiii ?"

Rengekku kesal memukul-mukul lengan lisa dan dia hanya tersenyum bodoh saat ini tanpa menjawab pertanyaanku.

"Ck, kau berjanji tidak akan membuatku kesal, akan menikmati waktu berdua dengan sangat romantis, tapi lihat sekarang dasar pendusta"

Aku merebahkan tubuhku kembali dan menarik selimut, namun seketika lisa mencium keningku dan membisikkan sesuatu.

Kita akan melihat aurora yang membingkai langit dengan cahayanya, dihiasi ribuan bintang, menatapnya ditengah bukit-bukit dan pegunungan yang diselimuti salju serta deretan pohon pinus, we're going to alaska honey.

Aku seketika membuka mataku, wajah cantiknya sudah ada tepat didepanku, memberikan senyuman bahagiaku, melihat aurora adalah salah satu keinginan kami yang belum dapat terwujud dan lisa bisa membuat semuanya menjadi nyata.

Aku suka setiap kalimat yang lisa bisikkan, tanpa pikir panjang aku menarik tengkuknya dan meraup bibirnya yang tebal itu, lisa benar-benar semua yang kubutuhkan, dia bisa memberikan apapun dan menjadi apapun untukku, she can do both, that's why i don't need a man as my life partner.

The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang