54. Hormonal

3.7K 366 2
                                    


************
Lisa POV

Nini masih marah padaku, dari kemarin dia tidak mau bicara denganku, dari kemarin juga tidak membiarkanku keluar dari kamar sampai hari ini kupikir dia bercanda ternyata benar, makanan saja diantarkan kekamar sudah seperti orang sakit.

Hari ini dia tidak ada jadwal apapun dan itu artinya dia akan dirumah seharian, harus kuapakan niniku agar dia mau berbicara denganku.

"Nini, kau akan kebawah ? Bolehkan aku ikut ?aku bosan nini yaa"

"Kau mau aku kunci disini atau diprivate jetmu huh?"

"Nee, disini saja bersamamu"

"Jangan keluar hingga aku mengijinkanmu, arasseo?"

"Ndee, arasseo, eomma pasti merindukanku nini, kau juga bukankah begitu?"

"Naega ?! Merindukanmu ?"ucap jennie ketus dengan menunjuk dirinya sendiri

"Tentu saja"

"Tidak sama sekali !"

"Jangan marah terus nini yaa, kau mau apa aku belikan, kita pergi kajja, bermain kemanapun, beli apapun anything you want"

Dengan tawaran itupun dia masih mengacuhkanku, aku berjalan mendekat kearahnya dan duduk disampingnya seraya menyandarkan kepalaku dibahunya, namun diapun menolaknya.

"Jangan sentuh aku !"

Aish mengapa tidak mau disentuh, aku hanya menyandarkan kepalaku sedikit, haruskah kusentuh ditempat lain nini yaa, huh jual mahal sekali, aku hanya berdecak kesal saat ini, jennie masih sibuk memberikan sedikit polesan dibeberapa bagian wajahnya, mengapa rapi sekali, apa dia akan pergi bukankah hari ini jadwalnya kosong.

Dia beranjak menuju kamar dan aku mengikutinya dari belakang.

"Yaaak berhenti mengikutiku terus, kau sedang kuhukum apa kau lupa, jangan membuatku kesal lisaya, kau diam saja disini sebelum nanti kau stay diprivate jetmu itu"

Ucap jennie kesal dan akupun duduk diujung ranjang seraya mengayunkan kakiku dengan memainkan seluruh jariku, aigoo aku seperti bocah bodoh saat ini.

"Mian nini yaa"ucapku lirih dan seketika dia membalikkan tubuhnya lalu menatapku, aish aku seperti seorang anak yang dimarahi ibunya saat ini tanpa berani menatapnya jinjja.

"Sebutkan kesalahanmu ? Tundukkan kepalamu jangan menatapku"tanya jennie dan seketika akupun menuruti perintahnya seraya mengerucutkan sedikit bibirku, hanya sedikit.

"Aku membeli jet pribadi tanpa seizin dan sepengetahuanmu nini, jangan marah lagi, maafkan aku"

"Sekarang katakan padaku, apa tujuanmu membeli itu, itu bahkan tidak penting lisayaa dan kau dengan mudahnya mengeluarkan uang untuk itu, aku tahu uangmu banyak bahkan masih, tapi bisakah singkirkan hal-hal yang bukan prioritas itu hanya untuk kesenanganmu"

"Anniya tidak begitu nini, aku tidak perlu lagi mengantri, check in, bisa terbang kapan saja menemuimu, rute tidak akan bentrok dengan jadwal penerbangan komersial pesawat lain, kita memiliki jalur khusus, lebih cepat hingga 1 jam bahkan bisa lebih itu menguntungkan nini, aku bisa terbang kapanpun menemuimu seperti kemarin"

"Jadi alasan utamamu apa ? Yaaak tetap tundukkan kepalamu !"

Aigoo galak sekali, aku hanya mengangkat kepala sedikit, issssh aku seperti mahasiswi baru saja saat ini

"Jelas kau nini, sudah kubilang kapanpun aku bisa pergi menemuimu, apalagi sekarang kau sedang hamil, bukankah kau akan lebih membutuhkanku, kau pasti akan sangat manja, bisa saja seketika kau ingin aku pulang ke seoul, tidak hamil saja kau manja apalagi sekarang"

Ucapku parau masih menundukkan kepalaku yhaist yang benar saja dengan siapa aku sebenarnya berbicara kakiku kah isssh nini yang benar saja dan jennie masih berdiri didepanku tanpa membalas ucapanku saat ini, aku bisa mendengar helaan nafasnya yang panjang, memang semuanya karenamu jelas saja nini.

"Ganti bajumu, aku bersama eomma akan pergi ke street food setelah dari supermarket mengantar eomma belanja bulanan"

"Jinjjayo?"

"Jika tidak mau yasudah, aku pergi"ucap jennie seraya berjalan namun aku seketika berdiri dan memeluknya dari belakang

"Aku ikut tunggu aku ne, gomawo nini yaa, i love you, tunggu aku dibawah honey, aku akan cepat"

Jelas saja aku senang, seketika aku berlari ke closet mengganti pakaianku, tunggu aku nini yaa.






************
Jennie POV

Jadi alasanmu membeli private jet itu karena aku, manis sekali lili, tapi meskipun alasanmu itu aku menyukainya, aku tetap akan menghukummu lalisa.

Kami sudah sampai dan segera mengikuti eomma membeli apapun, aigoo ternyata jiwa berbelanja kami bertiga sama menggila kami memasukkan apapun yang kami suka.

"Aigoo eomma pikir kau bertelur dikamar dari kemarin"

"Eomma kau pikir aku ayam"

"Ninimu menyeramkan bukan kemarin, itu salahmu"

"Ndee salahku"

"Tapi bisakah eomma pinjam private jetmu, eomma ingin menemui kesayangan eomma, appa jennie  bolehkah?"

"Ndee, boleh eomma tapi eomma yang membayar biayanya eoh"

"Yaaaak lalisa kau perhitungan pada eomma, yhaisst !"

Ucap eomma kesal dan lisa hanya terkekeh, mereka tidak sadar jika aku sedari tadi ada dibelakang mereka mendengarkan ocehan keduanya yang tidak penting itu, namun aku hanya menggulum senyum, beruntungnya aku mendapatkan lisa yang bisa sangat mudah menjadi kesayangan eomma dan appa, mereka sungguh cocok.

"Uang lisa hanya untukku, eomma minta pada appa, palli kau yang bayar semuanya lalisa"

"Kamjagiya ! Yhaissst kau kebiasaan nini yaa mengagetkan eomma"

"Omo ! 2 troli penuh ini serta 1 kranjang ditangan eomma, daebak, kau yakin membeli semua ini nini"ucap lisa terkejut dengan membulatkan matanya tak percaya

"Yaaaaak ! Kau tidak mau membayarnya? kau bisa membeli private jet, tapi tidak dengan belanjaan ini, yhaissst"

"Nee nee mian, beli lagi saja apapun, bila perlu satu store ini kubeli untukmu"

"Ck, berlebihan sekali kau lili, tadi saja tidak mau membayarkan biaya pesawat eomma"decak eomma kesal

Lalu kamipun pergi segera membayar semua barang yang kami bawa, aigoo belanja bulanan kami seperti ini, daebak.

"Kau benar li, nini menakutkan tapi itu bukan turunan eomma"

"Eomma jika tidak nini kita akan marah, aigoo dia menakutkan akhir-akhir ini, bukankah kita tidak bisa menjahilinya sekarang ini"bisik lisa sangat lirih bersama eomma tapi aku masih bisa mendengar dengan jelas

"Itu hormon kehamilan, beberapa bulan kedepan kau harus tahan dengan emosinya eoh"

Ucap eomma dan lisa hanya berdecak kesal, aku hanya menggulum senyum, memang benar akhir-akhir ini emosiku sungguh naik turun, akupun menyadarinya  tapi bagaimana lagi aku tidak bisa mengontrolnya, itu muncul dengan sendirinya.

Kau harus tahan denganku lili beberapa bulan kedepan.












🖤❤️🧡💛💚💙🖤


The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang