************
Lisa POVAish berapa lama aku tertidur kulihat jam menunjukkan pukul 11 malam dan rasanya aku sangat lapar, terlalu lama aku tertidur, semua gara-gara suntikan itu aku merasa lemas seharian.
Kulihat jennie terbaring disampingku, tidak biasanya dia membelakangiku dan sepertinya dia sudah tidur, tapi aku lapar bagaimana ini, terpaksa aku membangunkannya.
"Nini"
Bisikku ditelinganya dan dia seketika bergerak namun tidak membuka matanya.
"Jennie unnie, kau sudah tidur"
"Wae ? Aku baru saja akan tidur"ucapnya parau masih dengan matanya yang tertutup dan menarik penuh selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya
Aish yang benar saja, akupun ikut masuk kedalam selimut dan memeluk tubuhnya dari belakang, mengeratkan pelukanku dan merebahkan kepalaku diatas kepalanya.
"Nini aku lapar hon, bisakah bangun temani aku makan nini yaa"
"Sudah malam lisayaa besok saja nee, tidurlah palli aku mengantuk lili"
Aku seketika duduk dan menatap wajahnya yang memang sudah mengantuk, namun tidak bisa aku sangat lapar sekarang, sepertinya semenjak dari rumah sakit aku belum makan lagi. Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya gusar, menggodanya dengan sesekali mencubit pipi mandu dan perut squishy nya.
"Tapi aku sudah tidak mengantuk honey, temani aku, kau tidak kasihan padaku aku belum makan dari tadi, hanya sarapan saja, kau mau aku terlihat kurus dan kau sendiri yang berisi, aigoo kau tidak mengurusku nini, aku adukan pada eomma, appa, daddy dan mommy mereka pasti memarahimu apalagi eomma"
"Yaaaaak ! Aku tidak berisi kau berisik sekali lisayaa issssh dasar pengadu"
Dengus jennie kesal seketika dia bangun dari tidurnya dan kini duduk berhadapan denganku jelas saja aku hanya menertawakannya. Akupun seketika memeluknya, kepalaku tepat didadanya, aku menggoyang-goyangkan tubuh mungilnya ini, gemas sekali.
"Buka matamu nini, aku sungguh lapar hon, kajja kita kedapur, aku sudah tidak mengantuk baby"
"Jelas saja kau tidak mengantuk, kau tidur seharian lisaya, bisakah besok saja makannya, kau tidak lihat ninimu ini mengantuk honnnnn"
Ucap jennie merengek dan aku hanya mengerucutkan bibirku seraya memegangi perutku memberikannya ekspresi memohonku yang begitu menyedihkan.
"Aku sudah menuruti eommamu dan kau tidak mau menemaniku makan, kau jahat nini"ucapku lirih mencoba kembali memohon padanya
"Aish jinjja kau sekarang yang merengek dijam seperti ini, aigoo ! Ya tuhan astaga, palli palli kedapur sekarang ikut aku"
Seketika dia menarik tanganku dan akupum hanya menahan tawaku saat ini dia berjalan gusar tapi aku tidak perduli, aku lapar niniku sayang.
"Sekarang siapa yang seperti bayi ya tuhan"
Gerutu jennie selama kami berjalan menuju dapur, menggemaskan sekali istriku ini, akupun memeluknya dari belakang kami berjalan dengan berpelukan seperti ini, ini menyenangkan sekali, sesekali aku memainkan perut squishy nya dan jennie hanya berdecak kesal dengan memukul kecil tanganku.
Karena tidak ada makanan yang sudah jadi, akupun meminta jennie untuk membuatkanku steak, itu mudah bukan, hanya tinggal memarinasi dagingnya sebentar lalu memanggangnya.
Tugasku hanya duduk, memperhatikan dan menemaninya, nikmat sekali hidupku ini. Daddyku memang seorang chef namun bukan berarti itu akan menurun padaku, justru aku sama sekali tidak bisa memasak hanya bisa memasak ramyeon saja, aku ahli dalam hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Of The Married - JENLISA GxG
Romance⚠️‼️❌️PURE GXG NO MISGENDERING ❌️‼️⚠️ Cerita ini terlalu ringan untuk yang lebih menyukai konflik pelik. 🙏 semoga enjoy