64. Jennie's Hormonal

4K 367 10
                                    


************
Lisa POV

"Lisayaa"

"Ndee ?"

"Punggungku sakit lagi, tubuhku pegal, nafasku sesak lisayaa"

Aigoo apa ini tanda-tanda melahirkan ? Tapi belum 9 bulan baru 8 bulan lebih, lebih berapa aku lupa dan tubuhnya semakin sering pegal serta sakit, akupun mencoba mengusapi punggungnya dan apa lagi yang harus kulakukan, aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya. Aku rasa eomma tahu harus bagaimana.

"Bisa tunggu sebentar, aku akan mengambil air hangat sebentar saja nee, i'll be right back nini"

"Hmmmm, jangan lama"

"Tidak akan"

Akupun bergegas lari keluar kamar, kebetulan eomma sedang didapur, aku menghampirinya dan menanyakan kondisi jennie.

"Eomma"

"Kamjagiya ! Yhaisst berhenti membuat eomma terkejut ya lalisa, wae wae lili ?"

Ucap eomma terkejut dengan menyentil perlahan dahiku, aku hanya menertawakannya.

"Eomma persalinan jennie kira-kira kapan? Apa tidak bisa dalam waktu dekat saja?"

"Omo ! Yaaaak bagaimana bisa begitu, tidak bisa kau ini, ada apa dengannya ?"

"Tubuhnya kesakitan eomma aku tidak tega melihatnya, terkadang dia menangis merasakan pegal dan sakit dipunggungnya"

Eommapun duduk disampingku dan menjelaskan sedikit kembali tentang kehamilan.

"Dokter kim mengatakan bisa kurang dari 9 bulan atau lebih, eomma tahu kau sangat menyayanginya bersabar saja, usapi punggungnya, pijati bagian yang pegal, cukup memperhatikannya, kita tidak bisa melakukan apa-apa, jennie lah yang merasakannya, kita hanya bisa mendampingi dan membuatnya tenang"

Tentu saja aku tidak tega melihat niniku seperti itu, biasanya dia lincah namun semenjak memasuki usia 8 bulan tidak lagi, dia mengatakan tubuhnya terasa berat dan akupun tidak bisa sering meninggalkannya untuk mengunjungi kantor baru kami dan nyatanya memang dia tidak ingin ditinggalkan lalu bagaimana jika aku keparis, aigoo.

"Eomma"

"Apa lagi ?"

"Sebenarnya aku ada pekerjaan 1 minggu kedepan diparis, tapi bagaimana dengan jennie, dia pasti tidak mengijinkanku pergi"

Bisa saja aku membayar semua denda, namun profesionalitas dan reputasiku dipertanyakan, 2 kali pertemuan aku tidak menghadirinya, sejauh ini pihak perusahaan masih memaklumi namun aku tidak bisa memanfaatkan kebaikan mereka, akupun memiliki tanggungjawab.

"Coba saja bicarakan dulu dengan nini, cari waktu yang tepat li, eomma paham tanggungjawabmu disana"

"Aigoo bagaimana caraku meminta ijin padanya, menakutkan eomma emosinya berbeda kali ini"

Memang berbeda dan lebih menyeramkan dari biasanya.

***

"Lama sekali kau bilang sebentar"

"Aku makan dulu sedikit lapar honey"

"Aigoo kau belum makan ? Ya sudah lanjutkan saja"

"Tidak, sudah kenyang disini saja memelukmu, mana lagi yang sakit biar kupijit ?"

"Peluk saja cukup"

Akupun menurutinya kini sudah tidak bisa memeluknya dari depan terhalang perutnya yang besar itu. Apa sekarang saja aku meminta ijinnya, aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaan itu, tapi bagaimana jika dia marah.

The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang