13. Michyeosseo?!

6K 584 6
                                    

************
Lisa POV

Hari terus berganti, aku dengan kesibukanku dan jennie dengan kesibukannya, aku dan jennie sudah kembali seperti biasa, tembok yang dia bangun sudah runtuh seketika karena rasa rindu yang dia punya, sudah kubilang dia tidak akan tahan berlama-lama mogok bicara denganku.

Aku sedang berada diruang recording telah selesai dengan rekaman dan aransemen lagu, aku selalu ikut terjun dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan laguku, akupun menulis beberapa lirik, aku ikut mengawasi proses mixing dan mastering.

Aku duduk disofa bersandar, sejenak memikirkan bagaimana aku dan jennie kedepannya, siapa yang harus mengalah jika nanti kami benar-benar menikah dia ikut denganku atau sebaliknya.

Sementara managerku menunggu keputusanku saat ini tentang rencana menetap diparis, sudah jelas jennie tidak akan membiarkanku hidup tenang jika aku menetap disini. Tak lama minnie menghampiriku dan duduk disampingku.

"Minumlah" minnie memberikanku satu botol mineral water

"Gomawo"ucapku menghela nafas kasar"minnie-yaa ?"

"Hmmmm"jawabnya yang tengah asik menatap ponselnya

"Kami memutuskan untuk menikah"ucapku lirih

"Mwo ?! Jinjjayo?"jawabnya terkejut dan aku hanya mengganggukan kepalaku

"Itu kabar baik, setidaknya hubungan kalian naik satu tingkat"

"Tapi dimana kami akan tinggal dan siapa yang harus mengalah aku atau dia?"tanyaku risau

"Aku tidak paham jelaskan secara detail"

Akupun menjelaskan pada minnie mengapa kami memutuskan menikah dan tentang saran manager untuk menetap diparis serta bagaimana reaksi jennie setelah mendengarnya dan sialnya minnie hanya menertawakanku ketika aku menjelaskan aku berlarian diapartemen hanya untuk menghindari amukan jennie.

"Hahahahaha, apa kau yakin akan menikah ? Aku tidak bisa membayangkan kehidupan kalian setelahnya, jennie yang cengeng mudah tersulut emosi dan kau yang jahil senang sekali memancing emosinya, konyol"

Ucap minnie dengan tak henti menertawakanku, aku hanya memicingkan mata padanya, puas sekali kau minnie.

"Bukankah hidup kalian seperti tom and jerry itu lucu lisaya, cepat menikahlah jangan lupa rekam seluruh tingkah kalian setelah menikah, kami ingin menyaksikannya"ucapnya dengan terkekeh seketika aku memukul lengannya.

"Yaaak ! Kau tidak membantuku sama sekali aisshh"jawabku gusar

"Mian, ok aku serius sekarang, kau tahu kedua orangtuaku pun saat ini berjauhan tidak tinggal satu atap karena pekerjaan ayahku diluar kota, itu sungguh tidak berjalan mulus, menurutku sebuah hal percuma menikah tanpa tinggal bersama dalam waktu yang tidak bisa ditentukan, kau saja meninggalkannya 8 bulan lisa, perbaiki dulu itu, aku akan bantu mengatur pekerjaanmu, jadwalmu agar kau bisa memiliki waktu cukup untuk menemuinya dan keluargamu, jika memang belum ada kepastian dimana kalian akan menetap"

Aku berpikir sejenak, mencoba mencerna ucapan minnie yang menurutku benar, 8 bulan itu adalah yang paling lama aku tidak bertemu dengannya karena kesibukanku dan aku dengan teganya jarang sekali membalas pesan bahkan telfonnya saat itu, aku tidak mau mengecewakannya setelah menikah nanti, akan kuperbaiki semuanya mulai sekarang.

"Baiklah mulai sekarang atur jadwalku jika bisa aku ingin pulang sesering mungkin tanpa meninggalkan pekerjaanku, aku ingin keduanya berjalan lancar, bantu aku minnie-yaa, akupun ingin lebih sering menemui kedua orangtuaku di thailand"

"Nee kau tenang saja, i'll do my best"ucapnya menepuk pundakku

"Gomawo, akan kuberi kau hadiah"

"Tentu, karena ini tidak gratis, aku tunggu hadiah itu"

The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang