43. Lisa Fainted

3.6K 407 18
                                    

************
Jennie POV

Aku terus memegangi tangan lisa sedari tadi, benar saja tangannya begitu dingin saat ini, dia benar-benar tegang dan wajahnya sudah pucat, kupikir ketakutannya itu sudah hilang, namun nyatanya tidak.

Kami sudah berada dirumah sakit, sesuai jadwal yang sudah eomma berikan dan hari ini lisa akan seger melakukan pengambilan sel telur, aku, eomma dan chaeng menemaninya saat ini, tadinya lisa bahkan meminta jisoonie, joy dan minniepun ikun namun aku melarangnya, memangnya kita akan bermain wahana, yang benar saja.

Ah ya, minnie sudah datang ke seoul, aku berhasil ternyata, jadwal lisa bisa dipindahkan dan kami akan melakukan pemotreran bersama-bersama nanti.

Lisa masih hanya diam bahkan dia tidak berbicara seperti biasanya, dia duduk diantara aku dan chaeng, sesekali dia menutup matanya mencoba berusaha terlihat biasa saja, aigoo kau tidak bisa menyembunyikan wajah ketakutanmu saat ini lisaya, itu terlihat, aku dan chaeng hanya menggulum senyum sedari tadi.

Jelas saja kami menahan tawa sedari tadi, seorang lalisa yang begitu luar biasa diatas stage namun menciut hanya karena jarum suntik, aigoo sungguh miris.

"Omo lisayaa, kau berkeringat"ucap chaeng terkekeh akupun segera menyeka keringat yang mengucur dipelipisnya

"Jangan menertawakanku, aku sedang tidak mood tertawa chaeong-ah, kalian diam saja, don't speak"

Bagaimana kami tidak tertawa melihat sikap lisa saat ini, setegas-tegasnya dia berucap tetap saja wajahnya begitu mengkhawatirkan.

"Lili eomma, kajja, eomma sudah berbicara dengan sahabat eomma palli, palli"

"Eotteoke nini, chaeong-ah, ini menyeramkan"

Ucap lisa lirih, aku dan chaeng hanya menahan tawaku seraya menarik sedikit tubuh lisa agar cepat masuk kedalam ruangan, aish dia sengaja memberatkan tubuhnya saat ini, menyebalkan.

"Yaaak ! Cepat masuk lama sekali jalanmu"

"Unnie jangan memarahi adikmu ini eoh, aku takut sungguh jennie unnie"

Lisa merengek padaku dengan wajahnya yang menggemaskan seraya memohon, aku hanya menghela nafas kasar mencoba bersabar menghadapinya, aish yang bocah siapa sekarang, ya tuhan tolonglah dia mengesalkan tapi dia istriku, aigoo dan aku mencintainya.

***

"Lisa, tarik nafas kau tenang dan lemaskan seluruh tubuhmu jangan tegang"ucap seorang dokter namun aku tidak mendengar suara lisa sama sekali, tidakkah dia pingsan sekarang, jangan sampai.

Kami menemani lisa masuk kedalam ruangan, namun lisa tetap berada diranjang itu sendirian ditutupi tirai, kami hanya dapat mendengarkan namun tidak dapat melihat prosesnya.

"Jjj-jamkkanman dokter, wait !"

Sektika kami mendengar suara lisa, aish dia mulai berulah sepertinya, jelas kami bertiga khawatir disini menunggunya.

"Kau masih tegang lisa, tarik nafas, apa kau ingin minum?"

"Aku ingin pulang saja sepertinya dokter"ucap lisa begitu parau

"Waeyo?"

"Lalisa, eomma mendengarmu, yaaak kim hee ae suntik saja dia cepat jangan ragu, palli"

Ucap eomma kesal seketika eomma memanggil dokter hanya dengan namanya saja, daebak eomma kau sungguh sopan sekali, dan jelas saja lisa langsung diam tanpa suara, aku dan chaeng hanya tertawa saat ini.

"Aigoo, itu jarumnya perlahan dokter yaa itu pasti sakit, astaga ya tuhan, oh my god nini, honey, yaa jennie kim help me"

Aish lisa sungguh meracau saat ini, aku tak hentinya menertawakannya, ya tuhan liliku mengapa berlebihan seperti itu namun aku tidak lagi mendengar suaranya, dokter kim hee ae pun memberitahukan kami bahwa lisa sudah mendapatkan bius, pantas saja perlahan suaranya meghilang dan proses pengambilan akan segera dilakukan kami hanya menghela nafas lega, akhirnya setelah perdebatan panjang dan penuh drama, berhasil juga.

Karena pasti memakan waktu cukup lama aku dan chaeng pergi ke cafetaria sekedar mengisi perut, sedangkan eomma dia tidak ingin meninggalkan lisa, eomma takut jika seketika lisa terbangun dan kembali kabur, aish itu tidak mungkin, eommaku berlebihan.

Kami memesan beberapa makanan dan seperti biasa kami kembali membicarakan projek dan bisnis yang akan segera kami mulai, gedung sudah 80 % rampung, tinggal melalui proses finishing dan setelah itu persiapan akan segera dilakukan.

"Unnie, jadi setelah ini, kau akan langsung melakukan program kehamilan?"

Mau bagaimana lagi, lisa sudah melakukannya dan tidak mungkin aku menghindar lagi, eomma dan appa pun menginginkannya, aku juga sebenarnya menginginkannya seiring berjalannya waktu, sepertinya menyenangkan, apalagi nanti kesibukanku hanya akan mengurusi bisnis kami jika aku sudah mulai menonaktifkan diriku dari dunia hiburan.

"Sepertinya begitu chaeng, eomma sudah membatasi pekerjaanku dan joypun mematuhi perintah eomma"

"Kau yakin akan berhenti sebagai penyanyi ?"

"Aku tidak ragu untuk itu chaeong-ah, aku ingin mulai dibalik layar, cukup melelahkan jika harus terus tampil tanpa bisa menjadi diri sendiri, kehidupanku selalu disorot media, gerakku terbatas, mereka mengaturku"

"Dan sekarang aku sudah mempunyai lisa dihidupku dan sebentar lagi aku akan melakukan program kehamilan, jika berhasil jelas saja aku lebih suka mengurusi keluargaku, aku bisa bebas ikut kemanapun lisa pergi, kehidupan seperti ini yang aku inginkan, waktuku sudah cukup didunia entertain, saatnya memberi kesempatan bagi mereka yang baru"

Karena prioritasku sekarang adalah keluargaku, terutama pasanganku, akupun tidak sepenuhnya melepasnya, aku hanya beralih kebelakang layar, itu lebih membuatku nyaman, tidak perlu lagi ada hujatan  menyakitkan untukku, sudah cukup semuanya.

Setelah selesai kamipun kembali menuju ruangan lisa dan ternyata eomma mengatakan prosesnya sudah selesai, semuanya berjalan lancar dan giliranku akan dimulai 1 minggu setelah ini, kami masih menunggu lisa siuman, dokter mengatakan dia bisa pulang setelah sadar nanti.

***

Kami sudah kembali kerumah dan lisa langsung merebahkan dirinya diranjang, tidak melakukan apapun bahkan tidak memainkan ponsel, dia hanya menutup matanya dengan memegangi perutnya, kurasa dia masih shock.

"Lili eomma tidur kembali? Bukankah dia baru saja sadar dari siumannya?"

"Kurasa dia masih shock eomma, mukanya masih pucat"

"Aigoo idola eomma ternyata begitu lemah issssh"

"Itu karena eomma memaksanya, gara-gara eomma"dengusku kesal dan eomma menarik kupingku

"Awww eomma isssh jangan menarik kupingku"

"Waeyo ? Ini juga demi kalian, apa salahnya eomma menginginkan seorang cucu"

"Eomma buat saja bersama appa"

"Yaaak ! Jennie kim kau ingin memiliki adik lagi jinjjayo ? Baiklah eomma akan katakan keinginanmu pada appa"ucap eomma seraya berteriak

Omo ?! Adik no way tidak bukan begitu maksudku eomma kim, aish.

"Shireo ! Tidak tidak aku tidak mau memiliki adik, tidak begitu maksudku eomma issssh, bagaimana bisa diumurku sekarang memiliki seorang adik, tidak pantas eomma"

Dengusku kesal, big no ! Tidak mau, aku tidak ingin eomma dan appa memberikan perhatiannya pada orang lain, aku tidak ingin memiliki adik, aish tidak boleh, aku salah bicara tadi.

"Jelas saja eomma juga tidak mau, eomma saja masih memiliki bayi dirumah ini, mana mungkin bayi mengurus bayi, aigoo tidak mungkin"

Maksudmu bayi itu aku eomma ! Aku memicingkan mataku pada eomma dan menyebalkannya eomma hanya mencibirku lalu pergi meninggalkanku didapur.

"Aku bukan bayi eomma kim"







🖤❤️🧡💛💚💙🖤

The War Of The Married - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang