Selamat membaca!
"Kenapa kamu masih di sini? Menyingkirlah dari pandangan saya."
Aku menatap Papa dengan pandangan sedih bercampur kesal, pria yang sayangnya adalah papaku itu menatapku dengan pandangan datarnya. Tidak ada ekspresi bersalah sedikitpun yang dia tunjukkan, bahkan kedua kakakku hanya diam memakan sarapan mereka.
"Zora masih sarapan. Tunggu sebentar lagi dan Zora bakal pergi dari sini."
Aku melahap roti isi di depanku lalu bergegas berdiri dan pergi dari sini. Aku benar-benar sakit hati, rasanya sesak dan entah kenapa mereka tidak pernah mengingatku sebagai salah satu bagian dari mereka.
Aku menatap terkejut seseorang yang kini berada di depan gerbang rumahku.
"Zora," ucapnya ketika menyadari keberadaanku. Dia memasang senyum manis yang membuatku ikut tersenyum.
"Silahkan naik tuan putri," ucap Calix dengan menaikkan kedua alisnya—mencoba menggodaku.
Aku tertawa lalu menatap motor sportnya, "mana mobil lo?"
Dia menatapku dengan wajah yang seolah-olah terkejut, "wow! Gue baru tau kalo Zora itu matre."
Aku yang mendengar ucapannya bukannya marah malah tertawa sambil memukul lengannya. "Apaan sih!!"
Dia ikut tertawa lalu menyodorkan helm padaku. "Cepet pakai, abis itu naik."
Aku mengambil helm itu lalu berdecak pelan. "Gue kan udah bilang gak usah jemput."
Calix berdecak, "kalo dianterin dia boleh, gue gak boleh."
"Apa? Gue gak denger."
Dia menggeleng, "gue ini sahabat lo, Zora. Gak pa-pa kalo gue sekali-kali anterin lo ke sekolah."
"Cepetan naik," lanjutnya yang membuatku langsung naik setelah memakai helm.
"Berangkat!" pekikku semangat lalu Calix menjalankan motornya.
"Lo tadi malam pergi ke mana?" tanya Calix sambil menatapku dari kaca spion.
Aku tersenyum lalu sedikit menggeleng. "Nggak kemana-mana."
"You lie, i don't like it." Nada ucapannya terdengar seperti anak kecil yang sedang merajuk, itu membuatku terkekeh pelan.
Aku mendekatkan wajahku agar bisa lebih jelas mendengar ucapannya. "Ih! Beneran, gue gak per- "
"Gue liat lo jalan sama Candra," potongnya sebelum aku melanjutkan ucapanku.
Aku mengerti sekarang. Maksudnya adalah itu, aku sampai terlihat seperti membohonginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiley: I'm Okay [END]
De Todo[Selesai revisi] Ikuti alurnya, nikmati prosesnya, rasakan sakitnya. Cerita ini tentang seorang gadis yang berusaha untuk keluar dari tuduhan keluarganya sendiri, dituduh sebagai pembunuh dan tidak dianggap sebagai keluarga. Tragedi yang menewaska...