Selamat membaca!
"Iya Kak, kalau gue ultah mau dikasih apa?" tanyaku sambil melihat Kejora.
"Yaelah, masih lama lo udah minta kado?" ucap Calix sambil menatapku dengan wajah jahilnya.
Aku berdecih, rasanya ingin memukul wajahnya sekarang. "Gue gak bicara sama lo, jelek."
"Enak aja, wajah tampan kayak Taehyung gini di bilang jelek." Bantahnya sambil mengusap pipinya sendiri.
Aku berlagak seperti akan muntah, "mau ditonjok."
"Kalian kenapa sih, bisa gak sekali aja kalian akur. Lama-lama kalian pasti jatuh cinta nih," ucap Mada sambil menggelengkan kepalanya.
Aku menatap tidak terima pada Mada, "gue gak bakal jatuh cinta sama dia, pegang kata-kata gue, Kak."
Karena raut wajahku kedua lelaki itu tertawa terbahak-bahak karenanya.
Mada menepuk bahu Calix dua kali, "yang sabar."
"Apaan sih!" ucap Calix sambil menepis tangan Mada, dan itu membuat Mada kembali tertawa.
Sementara itu aku kembali menatap Kejora yang hanya diam menatap kami.Kejora yang paham kalau aku menatapnya menghela napas, "nanti deh."
"Zora!" panggil seseorang, aku berbalik menatapnya.
Seseorang guru berdiri di depan kelas sambil menatap ke arahku, aku pun berdiri dan menghampirinya.
"Ada perlu apa, Pak?" tanyaku.
"Zora dipanggil sama kepala sekolah."
Ucapannya membuatku kaget, bahkan Mada dan yang lainnya pun memasang ekspresi bertanya-tanya. Ada perlu apa kepala sekolah memanggilku.
Aku mengangguk kemudian berpamitan pada yang lainnya, "gue pergi dulu."
Saat berjalan menuju ruang kepala sekolah perasaanku begitu tidak enak, ada rasa takut dan lainnya yang menggangguku. Begitu banyak pertanyaan memenuhi pikiranku, hingga akhirnya aku sampai di depan ruang kepala sekolah.
Aku masuk setelah memberikan salam, tapi bukannya menemukan kepala sekolah. Aku menemukan Ayah Reno yang duduk di sofa yang ada di dalam ruangan ini.
"Ayah? Ngapain di sini?" tanyaku sambil tersenyum kemudian duduk di sampingnya.
Aku terkejut melihat wajah Ayah Reno, matanya sembab dan terlihat lelah. Dia tersenyum ke arahku kemudian mengusap lembut rambutku.
"Zora, kamu dari mana?" tanyanya.
Aku menatapnya heran karena dia tidak menjawab pertanyaanku, "dari kelas. Ayah kenapa di sini? Mana Pak kepala sekolah? Katanya dia nyariin aku."
Reno menggeleng, "Ayah yang nyariin kamu. Ayah mau bilang sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiley: I'm Okay [END]
Acak[Selesai revisi] Ikuti alurnya, nikmati prosesnya, rasakan sakitnya. Cerita ini tentang seorang gadis yang berusaha untuk keluar dari tuduhan keluarganya sendiri, dituduh sebagai pembunuh dan tidak dianggap sebagai keluarga. Tragedi yang menewaska...